Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Petani Sawit harus Bergabung ke dalam Koperasi

Despian Nurhidayat
27/4/2021 16:29
Petani Sawit harus Bergabung ke dalam Koperasi
Seorang pekerja mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam rakit di Desa Rantau Bais, Rokan Hilir, Riau, Senin (8/3)(Antara)

MENTERI Koperasi dan UKM Teten Masduki memaparkan tiga kunci yang dapat dilakukan agar usaha kecil dan menengah (UKM) berbasis kelapa sawit dapat tumbuh.

Pertama, menurutnya petani kelapa sawit harus terkonsolidasi, dalam artian bukan lagi petani perorangan tapi terkonsolidasi melalui koperasi.

Kedua, terjalinnya kemitraan yang baik. Salah satu indikatornya ialah terfasilitasinya koperasi masuk ke dalam global value chain. Ketiga adanya inovasi hilirisasi produk agar memiliki nilai tambah.

"Jadi di banyak negara, koperasi di sektor pangan selalu punya teknologi pengolahan supaya mereka bisa jual produk dengan nilai tambah," ungkapnya dalam Webinar Strategi Membangun UMKM Berbasis Kelapa Sawit di Era Pandemi, Selasa (27/4).

Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan UKM Fixy menambahkan, bahwa terdapat bisnis model komoditi kelapa sawit yang dapat dilakukan agar memiliki nilai tambah.

Langkah pertama ialah harus dilakukan desain industri kelapa sawit dengan menentukan kapasitas produksi, menentukan luas lahan yang dibutuhkan dan juga menentukan nilai investasi.

"Setelah itu, harus dilakukan konsolidasi petani. Jadi petani ditawarkan model bisnis, di mana untuk memperoleh nilai tambah dibutuhkan industri sendiri dan juga berinvestasi. Hal ini bisa terwujud dengan mendirikan koperasi," kata Fixy.

Selanjutnya, kata dia, koperasi tersebut dapat mendirikan anak perusahaan dalam bentuk Perusahaan Terbatas (PT) yang akan menjalankan bisnis secara profesional dan merekrut tenaga kerja profesional.

Dengan adanya perusahaan dalam hal ini pabrik kelapa sawit (PKS) yang sahamnya mayoritas dimiliki koperasi, dapat menghasilkan CPO yang kemudian bisa ditransfer kepada pabrik pengolahan untuk diproses menjadi produk akhir yakni minyak nabati (minyak goreng, krim dan margarin), bahan oleokimia (deterjen dan lainnya), biodiesel (bahan bakar) dan asam laurat (kosmetik dan sabun).

"Sementara itu, limbah kelapa sawit bisa diolah sebagai pupuk organik dan bisa digunakan untuk menghasilkan biogas yang akan berputar kembali untuk operasional pabrik," tegasnya.

Direktur Utama BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) Eddy Abdurrachman menegaskan bahwa produk yang dihasilkan dari kelapa sawit telah mewarnai kehidupan masyarakat sehari-hari.

Produk tersebut di antaranya minyak goreng, sabun, sampo, deterjen, lipstik, produk kosmetik, personal care, roti, cokelat, margarin, krimer dan lainnya yang dapat dihasilkan dalam skala UKM dan koperasi.

"Penggunaan minyak sawit dan turunannya yang merupakan minyak nabati dengan kualitas tinggi menjadikan produk tsb dapat digunakan oleh masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau," ucap Eddy.

Lebih lanjut, salah satu strategi penting dalam membangun UKM dan koperasi berbasis sawit di era pandemi ialah kemitraan strategis antara perusahaan besar dengan UKM dan koperasi sawit dengan prinsip saling menguntungkan dalam upaya meningkatkan daya saing.

"Dengan kemitraan ini, diharapkan bisa membantu UKM dan koperasi sawit dapat masuk dalam global value chain sehingga akan meningkatkan peluang dari UKM dan koperasi untuk naik kelas," pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik