Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERCEPATAN program vaksinasi covid-19 dan pembiayaan infrastruktur dipercaya akan mendorong dalam meningkatakan permintaan domestik dan keyakinan konsumen akan optimisme terhadap situasi ekonomi ke depan. Untuk itu fokus pemerintah terhadap UMKM harus terus diberikan terkait pada program pembiayaan sehingga dapat mendorong peningkatan produksinya untuk dapat melakukan ekspor sehingga dapat memberikan kontribusi dalam penerimaan negara.
Hal tersebut diungkapkan anggota Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menanggapi rilis dari Bank Indonesia soal utang luar negeri Indonesia. Menurutnya, peningkatan ekspor Janauri-Februari 2021 ke bebrapa negara kawasan Asia Pasifik menunjukkan pentingnya kawasan tersebut bagi Indonesia. Karena itu harus dipertahankan.
"Pembukaan market akses melalui kerja sama perundingan perdagangan internasional khususnya di negara kawasan Asia Pasifik seperti Indonesia-Australia CEPA yang telah diimplementasikan pada Juni 2020 serta Indonesia-Korea CEPA yang baru saja ditandangani Desember tahun lalu memegang peranan penting bagi perluasan pasar ekspor Indonesia," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, kenaikan impor barang modal diharapkan menjadi sinyal kegiatan industri dan investasi di dalam negeri yang mulai bergerak membaik. Produksi yang dimaksud seperi alat angkut untuk industri, mobil penumpang, dan barang modal kecuali alat angkutan.
"Dalam mengantisipasi tingginya permintaan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, diharapkan tetap menjaga pasokan yang cukup sehingga harga tidak mengalami peningkatan harga dan stabilisasi harga dapat terkendali."
Dengan mengikuti tren yang terjadi, kata dia, kegiatan ekspor dan impor mengalami peningkatan yang signifikan pada periode menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang dikhawatirkan adanya libur panjang sehingga industri mengirim muatan hasil produksinya terlebih dahulu.
Apalagi surplus neraca perdagangan pada Maret 2021 disebabkan oleh surplus dengan Amerika Serikat, Filipina, dan India dengan masing-masing sebesar US$1,33 miliar, US$592,1 juta dan US$502,4 juta. Sedangkan, kontribusi defisit terbesar berasal dari Australia, Korea Selatan, dan Thailand dengan nilai masing-masing sebesar USD$503,5 juta, US$546,8 juta, dan US$281,1 juta.
"Di sisi lain, peningkatan ekspor yang tinggi, tercermin surplus pada neraca perdagangan menunjukkan bahwa ekonomi eksternal secara agregat mengalami pemulihan secara cepat terutama pada negara-negara utama mitra dagang Indonesia. Sementara itu, kinerja impor masih terkontraksi yang disebakan oleh pemulihan ekonomi domestik masih relatif lambat," katanya. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved