Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pandemi, Ekspor dan Investasi Alas Kaki Tetap Meningkat

Heri Susetyo
21/3/2021 12:17
Pandemi, Ekspor dan Investasi Alas Kaki Tetap Meningkat
Dirjen IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih meninjau Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (Sidoarjo.(MI/Heri Susetyo )

EKSPOR alas kaki selama pandemi covid-19 tahun 2020 dan awal tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia saat ini masih menjadi pengekspor alas kaki empat besar dunia di bawah Tiongkok, Korea Selatan dan Vietnam. Dari data Kementerian Perindustrian, kinerja ekspor alas kaki sepanjang tahun 2020 di tengah pandemi meningkat 9 persen dibandingkan ekspor tahun 2019.

Nilai ekspor tahun 2020 mencapai US$ 4,8 miliar, sementara nilai ekspor 2019 hanya US$ 4,41 miliar. Demikian pula di bulan Januari 2021, nilai ekspor alas kaki mencapai US$ 0,49 miliar. Angka tersebut naik sekitar 15,54 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yaitu US$ 0,42 miliar.

Naiknya nilai ekspor alas kaki tanah air ini dipengaruhi perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Berkurangnya produk Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat dimanfaatkan Indonesia meningkatkan ekspornya ke negeri paman sam tersebut. Selain itu juga mulai membaiknya perekonomian dunia di tahun 2021.

"Kita iklim usaha tetap kondusif (di tengah pandemi-red), di tempat lain di pandemi situasi politiknya ada yang memanas juga, atau semua fokus ke pandemi seperti Singapura fokus ke pandemi tapi tidak punya apa-apa, kita kan nggak, kita itu punya sesuatu," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat hadir dalam kegiatan di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo, Sabtu (20/3).

Terkait industri alas kaki di Indonesia, yang menjadi keluhan selama ini adalah bahan baku. Karena bahan baku untuk industri alas kaki masih bergantung pada impor. Bagi perusahaan besar tidak terlalu bermasalah meskipun harus impor karena mereka belanja dalam volume besar dengan harga agak miring. Berbeda dengan para perajin kecil yang belanja bahan baku dalam jumlah sedikit sehingga harganya cenderung lebih mahal.

Selain diuntungkan perang dagang AS dengan Tiongkok, meningkatnya ekspor industri alas kaki dikarenakan membaiknya perekonomian dunia di tahun 2021. Ada sejumlah negara yang sudah berhasil menangani pandemic covid-19 sehingga ekonominya mulai menggeliat lagi.

baca juga: Bisnis Kuliner dan Hiburan di Bali Akan Melejit Setelah Pandemi

Tak hanya ekspor, nilai investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) juga naik selama pandemi covid-19. PMDN sektor industri klasifikasi baku lapangan usaha indonesia (KBLI) 15, pada akhir tahun 2020 mencapai Rp393,68 miliar. Angka tersebut meningkat jauh dibanding tahun 2019 yang hanya Rp77,36 miliar. Sementara PMA juga menunjukkan kinerja yang baik. Tahun 2020 nilai PMA mencapai US$ 214 juta atau naik dari US$188,34 di tahun 2019. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya