Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SEBELUM pandemi covid-19 melanda, Indonesia sebenarnya berada pada jalur pertumbuhan yang cukup signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun mencapai angka 5%. Tetapi pertumbuhan ekonomi tersebut dinilai tidak bisa dipertahankan secara terus-menerus karena pembangunan Indonesia yang sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam, penerapan pembangunan tinggi karbon, penggunaan energi dan sistem transportasi yang tidak efisien.
Hal itu telah berdampak pada polusi udara dan air, penyusutan hutan, dan sumber daya alam, hingga perubahan iklim global yang menyebabkan bencana seperti kekeringan dan banjir pada musim tertentu. Dan dalam jangka panjang terjadinya penyusutan wilayah Indonesia akibat permukaan air laut yang setiap tahunnya terus meningkat.
Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Model Ideal Atasi Krisis
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sambil menurunkan emisi karbon, SEED Award 2021 yang diselenggarakan oleh lembaga yang dinisiasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi sirkular, kembali hadir. Tahun ini SEED Award 2021 mencari para founders dan inovator Indonesia yang menghadirkan solusi pembangunan rendah karbon, pemilihan tema rendah karbon ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia Pembangunan Rendah Karbon (PRK) yang digagas oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada Oktober 2017 silam.
Director of Operation Adelphi, Rainer Agster mengatakan perlu usaha dan inovasi yang kolektif dalam ekosistem, yang tidak hanya dari pemerintah, namun juga para pelaku bisnis. "Melalui program SEED Low Carbon Award 2021 kami berharap agar dapat membantu mendorong inovasi yang tidak hanya bermanfaat secara lingkungan, namun dapat juga bermanfaat secara ekonomi, sebagai bagian dari rantai ekonomi sirkuler.”
Para pemenang dari SEED Low Carbon Awards 2021 akan mendapatkan total dana senilai 163,500 Euro atau sekitar Rp2,7 miliar yang terbagi menjadi dana dalam bentuk hibah sebesar 10.000 euro atau sekitar Rp170 juta mengikuti program SEED Accelerator bagi para pemenang, dan matching grant sebesar 1,500 euro atau Rp25 juta hdan dan mengikuti program SEED Catalyser bagi para runers up. Program SEED Accelerator dan SEED Catalyser akan membantu para pemenang untuk mengembangkan bisnis mereka dan mempersiapkan bisnis mereka agar menarik investor, serta membantu pengembangan operasional.
SEED Awards 2021, kata Agster diharapkan dapat membantu mengembangkan dan mendorong ide-ide, inovasi, serta usaha lokal dalam menanggulangi dan mengurangi emisi gas karbon dan menjaga keberlangsungan hidup manusia di masa mendatang, mengingat pemerintah Indonesia menargetkan adanya pengurangan emisi sebesar 41% pada 2030 dengan bantuan internasional. (RO/A-1)
kesadaran bahwa momen kesempatan dalam menanggulangi perubahan iklim itu harus diambil.
SEKTOR industri di Indonesia berperan vital sebagai penopang utama dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang diorientasikan
Indonesia mengajak negara anggota ASEAN memandang penghijauan industri manufaktur sebagai peluang, alih-alih sebagai kebuntuan.
ANTAM akan memperkuat hilirisasi mineral lewat proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel per tahun di Halmahera Timur, Kepulauan Maluku.
Saat memimpin presidensi G20, Indonesia mempunyai kesempatan emas memaksimalkan diplomasi terkait isu global,.
Kementerian ESDM mencatat, sektor komersial dan industri turut berkontribusi dalam kenaikan kapasitas terpasang dari 1,52 MW pada tahun 2018 menjadi 65,87 MW pada bulan Juli tahun 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved