Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEJAK pemerintah Presiden Joko Widodo Jilid I hingga pertengahan Jilid II saat ini pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jalan tol secara masif dilakukan di seluruh Indonesia. Tak jauh beda dengan Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua, Pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun infrastruktur di Pulau Bali.
Konekvitas ini dikembangkan melalui pembangunan jalan nasional dan jalan tol. Salah satunya adalah rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Denpasar. Tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian barat, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Pembangunan ruas tol kedua di Bali ini sangat diperlukan untuk meningkatkan logistik dan juga sebagai jalur jalan wisata. Pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi yang mencapai 95 kilometer ini dalam tahap pertama akan menghubungkan kawasan Pekutatan – Soka dengan panjang jalan mencapai 20 kilometer.
Selanjutnya pembangunan tahap kedua dengan ruas jalan tol menghubungkan Soka – Mengwi, lalu tahap ketiga dari Gilimanuk – Pekutatan. Rencananya pembangunan akan diawali dari tahap pertama pada pertengahan tahun ini.
Menurut General Manager Marketing Ciputra Group Andreas Raditya ruas tol dari Gilimanuk ini akan memberikan efek luar biasa pada proyek Ciputra Beach Resort, Tabanan. Sebelumnya, menurut Andreas untuk menuju ke proyek ini dari pelabuhan Gilimanuk membutuhkan waktu 2,5 jam.
“Nah, dengan adanya jalan tol hanya 1,5 jam saja, lebih cepat, lebih efektif. Dan nantinya dari Denpasar ke Tabanan hanya membutuhkan waktu 20 menit jika proyek tol ini beroperasi. Dampak lain adalah meningkatkan harga properti (nilai investasi) sekitar 20% hingga 30% di kawasan-kawasan yang dilalui tol tersebut, khususnya Tabanan,” tegasnya, Sabtu (27/2).
Dengan demikian, kata dia, masyarakat yang datang dari Surabaya melalui darat dan dari Denpasar melalui udara akan diuntungkan karena jalan tol ini memberikan efektifitas yang luar biasa, menuju simpul-simpul kawasan wisata seperti Tanah Lot, Seminyak, Canggu dan Tabanan yang merupakan lokasi proyek Ciputra Beach Resort Bali.
Permintaan naik
Rencana akan dimulainya pembangunan tol Gilimanuk – Denpasar ternyata berdampak terhadap meningkatnya minat konsumen dan investor membeli rumah dan kavling di Ciputra Beach Resort. Karena itu, pada akhir 2020 lalu Ciputra Group mulai merilis cluster baru bertajuk Resvara.
Menurut Marketing Supervisor Ciputra Beach Resort, Maharani Sanjaya, sebagai destinasi wisata internasional, Bali selalu menggoda masyarakat kelas sultan untuk memiliki properti di Pulau Dewata itu. Sehingga tidak heran meski masih masa pandemi rumah (resort) dan kavling di Ciputra Beach Resort tetap diminati.
“Saat ini produk kami sudah terbatas, sementara permintaan di 2021 ini trennya meningkat. Karena itu, akhir 2020 kami rilis Cluster Resvara dan respons pasar sangat positif. Terbukti di masa pre-sale hingga April 2021, dari 90 unit yang ditawarkan dalam Tahap 1, sebanyak 45f NUP (Nomor Urut Pemesanan) sudah terdaftar,” ujar Sanjaya.
Cluster ini dibuka 2 tipe, tipe pertama Askana (105/76) dengan estimasi harga mulai dari Rp2,3 miliar. Tipe kedua, Svana (200/125) mulai dari Rp4,26 miliar, serta kavling mulai Rp1,7 miliar. Sanjaya optimistis dalam penjualan Tahap 1 ini, pihaknya dapat membukukan transaksi Rp250 miliar. Cluster Resvara dibangun di atas lahan seluas 7,2 hektar yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved