Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Masyarakat Mulai Peduli Kesehatan dan Keuangan di Masa Pandemi

Mediaindonesia.com
24/2/2021 19:20
Masyarakat Mulai Peduli Kesehatan dan Keuangan di Masa Pandemi
Ilustrasi(Dok.Manulife)

SETAHUN sudah wabah covid-19 melanda Indonesia. Masyarakat dinilai kini semakin aktif dalam   mengelola   kesehatan dan keuangan,   termasuk   dalam   mendapatkan perlindungan  asuransi  dan  merencanakan  masa pensiun  sebagai  bagian  dari  persiapan menghadapi  dampak jangka panjang  pandemi.

Hal itu terungkap dalam  survei  terbaru Manulife. Survei itu menjaring sekitar 4.000 responden di seluruh Asia yang sudah memiliki polis asuransi atau berencana membeli polis dalam enam bulan ke depan. Di antara seluruh responden, terdapat 519 responden dari Indonesia.

Baca juga: Geliat Asuransi Kesehatan dalam Aplikasi di Masa Pandemi

“Di  Indonesia,  kami  melihat  minat yang  tinggi terhadap  perlindungan  kesehatan  dan perencanaan pensiun selama pandemi. Kami memahami di tengah situasi yang menantang ini,  masyarakat ingin  dapat  lebih  mengendalikan  kondisi  kesehatan  serta  kemapanan finansial mereka.  Berbekal  pengalaman  dan  keahlian Manulife, kami  menyediakan  rangkaian solusi komprehensif,”ujar Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland.

Di  tingkat  kawasan,  hampir  semua  (95%)  responden  yang  mencemaskan  dampak  covid-19 telah  melakukan  langkah  proaktif  untuk  meningkatkan  kualitas  kesehatan,  utamanya dengan berolah raga secara teratur (58%) dan memperbaiki pola makan (54%). Di Indonesia, hampir  semua  responden  (98%)  menyatakan  mereka  telah  mengambil  langkah  untuk mengelola kesehatan dan keuangan di tengah pandemi, dengan tiga perempat responden (74%) menyebutkan langkah itu meliputi berolah raga teratur dan 70% memperbaiki pola makan.

Dari  seluruh  responden  Indonesia,  43%  menyatakan  telah  berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan responden dari negara-negara lain (rata-rata 32%). Terlepas dari pandangan setiap orang terhadap covid-19, hampir semua responden di Asia (92%)  memantau  kondisi  kesehatan  dan  kebugaran,  termasuk dari  segi  berat  badan, kualitas tidur, tekanan darah, detak jantung, dan jumlah langkah yang dicapai.

Di Indonesia, 97% dari  responden memantau  sendiri  kesehatan,  dengan  tiga  perempat  (72%)  turut memantau  berat  badan.  Sebanyak  dua  pertiga  (67%)  responden  Indonesia  menyatakan mereka mengawasi kualitas tidurnya. Angka ini adalah tertinggi kedua setelah Vietnam (68%) dan jauh melampaui rata-rata Asia sebesar 51%. Selain itu, dua dari lima orang responden(41%)  di  Indonesia  memantau  jumlah  langkah  yang  dicapai.  Separuh  responden  Indonesia (51%) juga menyatakan mereka menggunakan alat pantau kesehatan, dibandingkan dengan rata-rata kawasan sebesar 46%.

Perencanaan masa pensiun dirasa kian penting. Sebanyak 88% responden Indonesia menyatakan, sejak covid-19 terjadi, perencanaan masa pensiun kini dipandang semakin penting. Angka ini sangat tinggi dan berada jauh di atas rata-rata Asia yang berada pada tingkat 73%. Minat tinggi terhadap perencanaan masa pensiun ini mencerminkan   kekhawatiran   yang dirasakan 40% responden terhadap   kemungkinan menurunnya kesejahteraan akibat covid-19. Minat ini juga mencerminkan ketertarikan mereka terhadap perencanaan keuangan sebagai jalan menuju kemapanan finansial di tengah situasi yang tidak menentu.

Produk  baru  dan  sarana  digital  makin  digemari,  namun  pelayanan  oleh tenaga pemasar tetap dicari. Keinginan  mengendalikan  kondisi  kesehatan  dan  keuangan  sejalan  dengan  minat  memiliki polis asuransi baru. Di Indonesia, hampir tiga perempat (72%) responden menyatakan ingin membeli polis baru dalam enam bulan ke depan—sedikit lebih tinggi dari rata-rata kawasan (71%).

Perlindungan dari penyakit kritis, perlindungan kesehatan secara umum, dan asuransi untuk  pendidikan  anak  adalah  beberapa  hal  yang  diutamakan  dalam  rencana  investasi nasabah. Hampir  tiga  dari  lima  responden  Indonesia  (58%)  menyatakan  merasa  lebih  nyaman mengelola  polis  menggunakan  sarana  digital  seperti  aplikasi  ponsel,  termasuk  untuk mengajukan  klaim  dan  memproses  pembayaran,  dibandingkan  dengan rata-rata  kawasan (52%).  Survei  ini  juga  mengungkap  bahwa  58%  responden  pernah  berkonsultasi  dengan tenaga pemasar tentang pembelian polis, persentase yang cukup tinggi mengingat tren digital yang tumbuh pesat di Indonesia.

“Preferensi nasabah terhadap layanan digital dan pendampingan oleh tenaga pemasaryang cukup  seimbang  menunjukkan  bahwa  masyarakat  Indonesia  menyukai  kenyamanan  dari perangkat  digital,  tetapi  juga mementingkan interaksi manusia,” tambah Ryan. (RO/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya