Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
EKONOM LPEM Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky memperkirakan inflasi masih berada di bawah kisaran target Bank Indonesia selama delapan bulan berturut-turut dan diperkirakan tidak akan meningkat tajam dalam waktu dekat mengingat prospek ekonomi yang menantang.
"Memasuki tahun 2021, kami tidak melihat adanya tanda-tanda perbaikan inflasi karena laju inflasi tahunan di Januari tercatat sebesar 1,55% (yoy), turun dari 1,68% (yoy) pada bulan sebelumnya karena permintaan masih rendah akibat pengaruh pandemi covid-19 yang memporakporandakan perekonomian dan menggerus daya beli masyarakat," kata Teuku Riefky, Rabu (17/2).
Demikian pula secara bulanan, laju inflasi headline atau indeks harga konsumen (IHK) pada Januari tercatat sebesar 0,26% (mtm), lebih rendah secara signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 0,38% (mtm).
Rendahnya laju inflasi saat ini dipengaruhi oleh turunnya tekanan inflasi volatile food (barang mudah bergejolak) dan inflasi inti serta deflasi yang terjadi pada kelompok administered prices (barang/jasa yang perkembangan harganya diatur pemerintah).
Sebagai kontributor terbesar inflasi di Indonesia, komponen inflasi volatile food mencatatkan inflasi tahunan sebesar 2,82% (yoy), melambat dari 3,62% (yoy) pada Desember 2020.
Sementara itu, inflasi bulanannya juga mengalami angka inflasi yang rendah sebesar 1,15% (mtm), lebih rendah dari 1,94% (mtm) di Januari 2020 yang dipengaruhi oleh rendahnya harga telur dan bawang merah.
Secara keseluruhan, tren inflasi harga pangan telah turun, di tengah permintaan agregat yang sangat lemah, panen yang kuat dan rantai pasokan global yang masih terganggu.
Sementara itu, inflasi bulanan kelompok harga diatur pemerintah tercatat mengalami deflasi sebesar 0,19% (mtm), meskipun sedikit lebih baik dari deflasi di Januari tahun lalu sebesar 0,28%.
Deflasi yang tercatat lebih dalam pada kelompok administered prices relatif normal di awal tahun akibat adanya normalisasi tarif angkutan, terutama tiket pesawat setelah masa perayaan dan libur akhir tahun.
Di sisi lain, inflasi inti terus mengalami tren penurunan menjadi 1,56% (yoy) dan 0,14% (mtm) dibandingkan 1,60% (yoy) pada bulan sebelumnya dan 0,18% (mtm) pada bulan yang sama tahun lalu.
Inflasi inti yang rendah sejalan dengan aktivitas ekonomi yang melambat setelah serentetan bencana alam, sementara adanya lonjakan infeksi covid-19 memaksa pemerintah Indonesia untuk kembali menerapkan langkah-langkah pembatasan parsial mobilitas masyarakat di Jawa dan Bali untuk mengurangi penyebaran virus.
"Dengan inflasi yang masih di bawah target dalam beberapa bulan terakhir, kami menyarankan BI untuk terus menjaga stance kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendukung upaya pemulihan," kata Riefky. (E-3)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved