Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Rahasia Beriklan di Media Sosial

Mediaindonesia.com
29/1/2021 13:10
Rahasia Beriklan di Media Sosial
Media sosial.(AFP/Denis Charlet)

BERIKLAN di media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram, Tiktok, atau platform lain seperti keharusan saat ini di tengah berbagai merek/brand atau perusahaan yang ada di internet. Dengan beriklan, merek akan lebih mudah muncul di timeline calon konsumen dibandingkan mereka yang tidak beriklan.

Namun bagaimana merek lokal yang tidak memiliki anggaran pemasaran dapat mengalahkan e-commerce yang masih menerapkan bakar uang untuk marketing atau perusahaan nasional atau multinasional yang memiliki dana puluhan hingga ratusan miliar? Sharkmind sebagai juara 2 Facebook Agency League memberikan beberapa sarannya.

Facebook Agency League Indonesia ialah kompetisi dari Facebook untuk semua agensi di Indonesia yang mengiklankan untuk klien atau mitra di Indonesia. Klien yang tercatat mulai dari perusahaan retail besar dengan barangnya biasa ditemukan di minimarket atau supermarket, merek lokal yang hanya berjualan via online, sampai perusahaan besar seperti otomotif, bank, dan lainnya.

Tapi bagaimana Sharkmind yang hanya menangani lima merek lokal tapi secara total iklan dan kualitas iklan mampu masuk ke rangking 2 Facebook mengalahkan agensi lain? Co Founder Sharkmind Freddy Ferdinand memberikan beberapa kiatnya.

Sharkmind percaya bahwa mereka tidak bisa menjalankan marketing yang sukses tanpa dukungan mitra yang memiliki produk berkualitas, memahami pasar, dan persiadaan stok yang cukup untuk dijual. Kualitas produk yang bagus membuat produk kita jika dibandingkan dengan brand lain akan menang dan berpotensi besar repeat order dan membuat merek lebih bertahan jangka panjang.

Selain itu, tim dengan daya juang yang besar. Dengan demikian, merek lokal ini dapat bergerak lebih dinamis tanpa birokrasi yang panjang dan proses pengambilan keputusan yang sangat cepat. "Jika perusahaan biasanya berinvestasi ratusan juta hingga miliaran dalam produksi konten video iklan, kami berfokus pada kuantitas dengan tetap menjaga branding perusahaan," ujarnya.

Pihaknya menjalankan hingga 100 iklan per minggu untuk merek klien. Tujuannya agar ia mengetahui iklan yang paling relevan dengan pasar sehingga menghasilkan keuntungan. "Bila berhasil, baru kami naikkan budget-nya," katanya. Sharkmind pun bercerita bahwa mayoritas mitranya memiliki tiga sif customer service sehingga melayani pelanggan hampir 24 jam setiap hari dan tidak terpaku pada hari dan jam kerja.

Di sisi lain, Fredyy menyinggung beberapa merek tidak menjalankan iklan karena penjualannya sudah bagus. Padahal iklan merupakan biaya investasi untuk memperkenalkan merek ke lebih banyak orang lagi. Dengan fitur iklan media sosial jika dimanfaatkan dengan benar akan berpotensi selalu mendatangkan calon pelanggan baru. Ini disebut marketing funnel.

Ia menyoroti anggaran pemasaran yang sedikit menuntut kreativitas dalam beriklan. Sharkmind selalu memperhatikan banyak uang yang kembali dari investasi biaya iklan yang dikeluarkan. Semakin banyak uang yang kembali dalam bentuk penjualan, semakin besar juga investasi iklan yang dikeluarkan karena iklan merupakan biaya pemasaran untuk investasi jangka panjang.

Mayoritas pasar Indonesia sudah melek internet, tapi masih banyak yang belum berani belanja online langsung. Mereka masih suka berbelanja menggunakkan Whatsapp karena ada komunikasi dua arah dan merasa dekat langsung dengan merek yang dia ingin beli. Tidak banyak merek besar yang mau melakukan penjualan lewat Whatsapp.

Mereka lebih menginginkan website yang lebih terautomatisasi. Padahal website tidak selalu membuat pelanggan nyaman dalam bertransaksi. Tidak hanya tentang iklan, Sharkmind berdasarkan pengalamannya membantu memberikan saran dalam membangun omnichannel membangun reseller di daerah agar pelanggan bisa semakin dekat dengan merek.

Freddy lewat Sharkmind punya mimpi bisa membawa merek lokal ke pasar global. Soalnya media sosial tidak hanya terkenal di Indonesia tapi juga di seluruh dunia sehingga meski kita berada di Indonesia, memasarkan produk ke seluruh dunia bukanlah hal yang mustahil. Freddy mengatakan ini berkacamata dari pengalamannya yang sebelumnya pernah beriklan dengan menjual barang Tiongkok ke seluruh dunia dengan omzet puluhan miliar rupiah.

"Membawa merek ke pasar global kuncinya menurut saya ada di kualitas produk dan saluran distribusi. Karena untuk marketing sendiri, saya percaya resource kita di Indonesia sangat mampu melakukannya,” tambah Freddy Ferdinand. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya