Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Diversifikasi Pangan Kunci Lawan Ancaman Perubahan Iklim

M. Ilham Ramadhan Avisena
23/1/2021 18:30
Diversifikasi Pangan Kunci Lawan Ancaman Perubahan Iklim
Petani di Aceh menunjukkan cabai hasil panen dari pertanian mandiri(Antara/Irwansyah Putra)

KOORDINATOR Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, diversifikasi pangan menjadi kunci penting untuk menghadapi ancaman perubahan iklim. Itu dapat dilakukan dengan membudidayakan pangan lokal yang saat ini tampak diabaikan.

"Pangan lokal di tiap wilayah Indonesia itu harusnya dipandang sebagai kekuatan. Uniknya Indonesia, ragam pangan itu terbentang dari Timur ke Barat. Andaikan dalam jangka panjang itu dijadikan kekuatan, saya rasa kita tidak akan khawatir kalau pangan pokok seperti beras akan kurang karena terdampak perubahan iklim," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (23/1).

Penguatan pangan lokal yang akan mendorong diversifikasi pangan, kata Said, akan membuat sektor pangan nasional berdaya tahan. Itu pula akan mengikis sentralisasi pangan nasional yang saat ini terkonsentrasi hanya di Pulau Jawa.

Padahal wilayah Jawa acap kali rentan mengalami musibah banjir. Bila perubahan iklim terjadi, maka curah hujan yang tidak menentu diperkirakan akan menjadi momok bagi sentra pangan nasional.

Said menambahkan, pemerintah perlu memberi pendampingan dan penyuluhan kepada petani untuk memperkuat modal ketahanan pangan. 

"Kita punya sumber daya alam yang luar biasa, tapi kan ini berkaitan dengan knowledge para petani dan saya rasa ini perlu pendampingan dari pemerintah," jelasnya.

Baca juga : Produk UMKM Ingin Diekspor, Teten : Daya Saing Produk Ditingkatkan

"Sekarang ini ada kecenderungan untuk menyamakan di semua daerah, di Jawa tanam padi, tempat lainnya ikut tanam padi, ketika Jawa tanam jagung yang lain ikut, menurut saya itu berisiko," sambung Said.

Dihubungi terpisah peneliti center of food, energy and SDG's dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menyatakan, food estate yang dicanangkan pemerintah dapat menanggulangi ancaman perubahan iklim bila berjalan dengan efektif.

"Food estate saya rasa bisa menanggulangi ancaman perubahan iklim bila itu berjalan efektif. Perlu juga dipikirkan agar food estate itu tidak saja fokus pada beras," tuturnya.

Food estate, imbuh Rusli, perlu juga untuk berfokus pada produksi pangan pokok lain selain beras. Hal itu dinilai dapat pula mendorong diversifikasi pangan nasional yang diciptakan pemerintah Indonesia.

Bila itu dilakukan, ketergantungan impor pangan pokok dapat berkurang dan mendorong peningkatan produksi dalam negeri.

Selain itu perlu dilakukan industrialisasi pertanian. Rusli bilang, hasil pertanian perlu diolah agar dapat berdaya tahan lama dan bernilai tambah. 

"Contoh, kalau beras dia bisa disimpan di gudang yang memiliki daya tahan pada perubahan cuaca ekstrem," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya