Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Utang Luar Negeri Mencapai US$416,6 Miliar

Despian Nurhidayat
15/1/2021 13:45
Utang Luar Negeri Mencapai US$416,6 Miliar
Nasabah membeli Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui aplikasi BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (4/11/2019).(Antara)

BANK Indonesia (BI) menyatakan bahwa pertumbuhan ULN (Utang Luar Negeri) Indonesia pada akhir November 2020 meningkat sebesar 0,6%, dari 3,3% pada Oktober 2020 menjadi 3,9% pada November 2020. Total utang luar negeri Indonesia menjadi US$416,6 miliar.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penarikan neto ULN Pemerintah. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah.

"Posisi ULN Indonesia pada akhir November 2020 tercatat sebesar US$416,6 miliar, terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$206,5 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$210,1 miliar," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dilansir dari keterangan resmi, Jumat (15/1).

Lebih lanjut, Erwin mengatakan ULN Pemerintah tumbuh meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari posisi ULN Pemerintah pada akhir November 2020 tumbuh 2,5% (yoy) menjadi sebesar US$203,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Oktober 2020 sebesar 0,3% (yoy).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh kepercayaan investor yang terjaga sehingga mendorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,6%), sektor jasa pendidikan (16,6%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,2%)," sambungnya.

Sementara itu, ULN swasta dikatakan tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu, terlihat dari pertumbuhan ULN swasta pada akhir November 2020 tercatat 5,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy).

Perkembangan ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dari 8,3% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi sebesar 7,2% (yoy). Selain itu, ULN lembaga keuangan (LK) mencatat kontraksi 1,4% (yoy).

"Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,0% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian," kata Erwin. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya