Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Peran Baru CFO di Era Disrupsi Digital dan Pandemi

Mediaindonesia.com
10/12/2020 18:20
Peran Baru CFO di Era Disrupsi Digital dan Pandemi
.(AFP/Stephen Brashear)

SAAT ini CFO (chief financial officer) memainkan peran sentral dalam menstabilkan bisnis dalam situasi krisis akibat dari disrupsi digital dan pandemi serta memosisikan perusahaan untuk berkembang ketika kondisi membaik. CFO ialah pemimpin yang berkontribusi paling langsung terhadap kesehatan keuangan dan ketahanan perusahaan dari hari ke hari.

Langkah yang diambil CFO akan sangat menentukan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan, stabilisasi bisnis jangka pendek untuk mengantisipasi kondisi normal, serta persiapan jangka panjang bagi perusahaan membuat terobosan berani dalam rangka pemulihan bisnis. Menurut CFO IDS Medical System Indonesia, Andy Rahardja, pandemi ini telah membuka mata banyak pihak bahwa fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita belumlah mencukupi.

"Kami melihat bahwa perjalanan masih panjang. Akan terjadi lonjakan investasi di sektor kesehatan, khususnya dalam 3 tahun ke depan," ungkapnya dalam webinar dengan bertema New Role of CFO in Organization’s Heart and Mind oleh SWA Media Group dan Accenture Indonesia. Acara ini dilanjutkan dengan penghargaan bagi pemenang Indonesia Best CFO Award 2020. Strategi pihaknya dalam merealisasikan mimpi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi lima prioritas utama. Pertama, mempercepat investasi alat kesehatan dengan memanfaatkan financial technology.

Kedua, menggalakkan produksi dalam negeri untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor produk kesehatan baik equipment maupun consumables. Ketiga, mengembangkan jasa pendidikan di sektor kesehatan (healthcare learning & education) sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mental para tenaga kesehatan. Keempat, menyediakan jasa perencanaan rumah sakit (hospital planning & advisory services) dan jasa logistik medis (medical logistics). Kelima, mengembangkan portofolio di bidang Manajemen Aset Pelayanan Kesehatan (Healthcare Asset Management).

Terkait disrupsi digital, CFO Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu mengungkapkan bahwa hal itu tidak bisa dihindari. BTN harus beradaptasi dalam situasi itu. Untuk transaksi properti, misalnya, perusahaan sudah bisa melakukannya secara online. Dengan teknologi augmented reality (AR), calon pembeli sudah bisa lihat rumahnya dalam bentuk 3D. Nilai transaksi properti secara online di BTN sampai dengan September 2020 sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun. 

Pihaknya juga melakukan kemitraan dengan fintech untuk pembayaran serta menggandeng Bukalapak dan Tokopedia untuk penjualan rumah, terutama rumah bersubsidi. BTN juga meluncurkan mobile banking dan online property system. "Di internal juga kami mulai transisi ke digital untuk beberapa pekerjaan, lebih efisien," ujar Nixon.  

Berbicara tentang CFO, menurut Jimmy Kadir sebagai CFO PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo), peran yang dijalankannya yaitu mengelola keuangan, menyusun anggaran, meningkatkan keuntungan perusahaan, meningkatkan efisiensi biaya, mengendalikan operasional perusahaan, dan  membuat laporan keuangan. Saat ini, peran itu tetap dijalankan, tapi dengan penambahan peran baru.

Peran baru tersebut meliputi agen perubahan, perencana strategis, mengintegrasikan teknologi digital ke dalam fungsi finansial, dan memastikan keberhasilan transformasi digital. "Saya juga diberikan tugas khusus, yakni mengatur investasi yang seharusnya menjadi tugas CEO. Tapi saat ini kami yang berperan untuk menentukan kapan harus investasi dan tidak,” Jimmy Kadir menambahkan.

Posisi CFO yang makin strategis juga diungkapkan Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Haru Koemahargyo. Sebagai CFO, dia bertugas mengawal strategic initiative. Artinya, pihaknya tidak hanya mengeksplorasi yang dimiliki oleh BRI untuk membukukan profit, tapi juga melakukan yang dibangun di masa sekarang untuk dinikmati hasilnya di masa mendatang. Salah satu caranya yaitu mengubah KPI (Key Performance Indicators) agar perilaku karyawan BRI berubah sehingga bisa memenuhi visi perusahaan.

Menurut Guru Besar bidang Ekonomi Keuangan IPMI International Business School, Roy Sembel, menghadapi situasi yang makin tidak menentu, para CFO harus meningkatkan strategi ekosistem. Mereka harus lebih fokus kepada perusahaannya, terutama strategi ekosistemnya harus dikembangkan lebih lanjut.

"Itu akan bagus untuk mereka pelajari agar bisa dikembangkan lebih lanjut. Jadi mereka tidak hanya fokus pada perusahaan dan produk, tetapi pada ekosistem, yaitu bisa bersinergi dengan para mitranya. Tidak hanya linear di supply chain, tapi supply chain plus partner-partner yang lain agar saling mendukung dan memberikan produk yang komplemen satu dengan yang lain," ujar Roy Sembel.

Dengan jaringan yang dinamis, untuk bisa bertahan menghadapi gejolak yang lebih kencang, diharapkan bisa menghasilkan pengetahuan yang lebih beragam dan memiliki cara pandang yang berbeda agar saling memperkaya satu sama lain. Terlebih, corporate finance harus punya keterkaitan dengan strategi perusahaan. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya