Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PEMERINTAH melalui Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) mendorong hilirisasi atau peningkatan nilai tambah batu bara dengan memanfaatkan energi dymethil ether (DME) untuk dijadikan pengganti bahan bakar elpiji demi memenuhi kebutuhan energi di rumah tangga.
“Elpiji sendiri merupakan komoditas energi yang lebih dari 70% masih impor sehingga konsumsinya perlu disubstitusi untuk mengurangi tekanan terhadap neraca perdagangan dan meningkatkan ketahanan energi nasional,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangannya, kemarin.
Dadan menegaskan bahwa DME yang dihasilkan dari gasifikasi batu bara tersebut secara ekonomi layak dijadikan pengganti elpiji. Hal itu berdasarkan hasil analisis Tim Kajian Hilirisasi Batu Bara Balitbang ESDM.
Untuk mempercepat substitusi tersebut, kata Dadan, pemerintah saat ini tengah menjalankan proyek pabrik gasifikasi batu bara melalui konsorsium PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Pertamina, dan Air Products and Chemicals Inc dari AS.
Nilai proyek mencapai US$2,1 miliar atau sekitar Rp30 triliun. Adapun kapasitas pabrik diproyeksikan bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dari input batu bara 6 juta ton. Nilai itu setara dengan pengurangan 1 juta ton impor elpiji per tahun.
Direktur Utama PTBA Arvian Arifin mengatakan PTBA dan Pertamina memiliki opsi untuk dapat 40% saham dalam proyek pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi DME tanpa mengeluarkan biaya investasi sedikit pun.
“Dalam proyek ini, baik Pertamina maupun PTBA tidak mengeluarkan investasi untuk pembangunan processing company. Ini semua dilakukan investor,” kata Arvian dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, kemarin.
Arvian menjelaskan, dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi DME itu, PTBA akan berperan sebagai pemasok batu bara, penyedia infrastuktur dan lahan di kawasan Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Di sisi lain, Pertamina menjadi offtaker atau pembeli DME yang dihasilkan dan Air Products merupakan investor dan penyedia teknologi dalam pembangunan pabrik. (Ins/Ant/E-3)
Perusahaan tetap menjalankan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak residual dari sektor perdagangan dan jasa batu bara.
AKTIVITAS distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel) terhambat akibat adanya pendangkalan dalam beberapa waktu terakhir.
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved