Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Presiden: Sinyal Positif Perekonomian Semakin Kuat

Andhika Prasetyo
03/12/2020 12:03
Presiden: Sinyal Positif Perekonomian Semakin Kuat
Presiden Joko Widodo(Instagram @jokowi)

PRESIDEN Joko Widodo menyebut sinyal positif perekonomian nasional semakin jelas terlihat.

Setelah mengalami masa suram di triwulan kedua dengan pertumbuhan ekonomi -5,32%, Indonesia mampu bangkit di triwulan ketiga. Meski masih di zona negatif, pertumbuhan ekonomi nasional sudah bergerak naik ke level -3,49%.

"Artinya kita telah melewati titik terendah. Sekarang kita berada di titik balik menuju membaik, tren positif membaik," ujar Jokowi di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020, Kamis (3/12).

Baca juga: Jokowi Yakin Pengelolaan Laut Berkelanjutan Dapat Pulihkan Ekonomi

Selain itu, kinerja bagus juga dicatatkan industri pengolahan pada Oktober lalu. Sektor yang merupakan kontributor terbesar PDB itu mampu mencatat ekspor US$11,79 miliar atau tumbuh 2,08% dari bulan sebelumnya

Dari sisi pasar modal dan keuangan, kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan. IHSG berada di level 5.522 dan kurs rupiah terhadap AS tercatat Rp14.050 per 17 November 2020.

"Perbaikan kinerja IHSG terdorong oleh peningkatan indeks saham sektoral. Sektor industri dasar mengalami pemulihan indeks saham terbesar sejak penurunan tajam di 24 Maret 2020 lalu," terang presiden.

Semua momentum pertumbuhan yang positif itu, lanjut kepala negara, sebisa mungkin harus terus dijaga.

Protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara ketat karena sejatinya perekonomian bisa bangkit jika kesehatan masyarakat terjaga.

"Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah. Kita harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," tegas Jokowi.

Ia tidak ingin ada kegiatan-kegiatan yang melanggar protokol kesehatan hingga akhirnya memunculkan risiko terjadinya peningkatan kasus covid-19 di Tanah Air.

"Kita harus waspada. Jangan sampai terjadi gelombang kedua karena itu akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan. Kita harus fokus untuk bergerak ke depan, fokus pada upaya-upaya untuk keluar dari pandemi. Mempersiapkan vaksin dan program vaksinasi dengan cermat agar kita bisa bangkit dan pulih dari pandemi," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik