Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BURSA Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan pasar modal syariah di Tanah Air yang terus naik secara signifikan.
"Saat ini kami catatkan sebesar 451 saham syariah di BEI out off 708 efek yang listed di BEI. Kalau kita lihat dari kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 51% atau Rp3.302 triliun out off Rp6.475 triliun kapitalisasi pasar keseluruhan," tutur Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi dalam Webinar Syariah Series KAFEGAMA 2020, Senin (30/11).
Dilihat secara statistik, kata Inarno, transaksi saham syariah Indonesia per tahunnya mencapai 61% dari total transaksi di BEI.
Jumlah investor syariah juga tumbuh konsisten. Sampai 2020, sudah mencapai 81.413 single investor identification (SID). Jika dibandingkan dengan jumlah SID di 2016 di angka 12.283, terjadi pertumbuhan 563% dibandingkan 2016, atau rata-rata per tahun 63%.
"Investor saham yang aktif setiap hari melakukan transaksi ada 26%. Jika dilihat rasio investor syariah terhadap total investor, ada 5,7%. Akumulasi transaksi investor syariah juga meningkat cukup signifikan dan saya yakin ke depannya akan jauh lebih tinggi lagi, mulai dari 2016 itu adalah Rp926 miliar, saat ini sudah Rp3.582 miliar secara year to date," kata Inarno.
"Dan frekuensi transaksi secara akumulasi meningkat cukup besar, dimulai dari 2016 yang di bawah 151 menjadi 100.280 kali transaksi per hari secara year to date," imbuhnya.
Saat ini, pihaknya bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terus berkoordinasi dalam menyeleksi saham yang termasuk dalam kategori saham syariah yang tertuang dalam daftar saham efek syariah (DES). (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved