Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KEPUTUSAN Bank Indonesia (BI) yang menurunkan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin jadi 3,75% turut memberikan angin segar bagi sektor properti.
Namun, hal itu perlu diikuti kebijakan ekonomi mikro lainnya seperti penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) untuk mendongkrak daya beli masyarakat terhadap sektor properti.
"Kami mengapresiasi penurunan suku bunga acuan ini. Namun, ada ekonomi mikro untuk menggerakkan daya beli masyarakat. Perbankan saya harap membuka diri untuk turut menurunkan bunga KPR," ujar Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida dalam keterangannya kepada Media Indonesia, kemarin.
Paulus mengatakan, agar penurunan suku bunga acuan berdampak signifikan untuk mendorong sektor properti, kalangan perbankan diminta menghitung kembali suku bunga KPR. Sektor perbankan sudah terang-terangan tidak menurunkan bunga KPR.
"Ada apa ini, perbankan bertahan? Ayolah, bank membuka diri. Tolong saling bantu buka diri perhitungannya bagaimana," kata Paulus.
Seperti diketahui, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan penurunan suku bunga acuan mempertimbangkan evaluasi serta perkiraan ekonomi domestik dan global. Pihaknya juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility. Jika dihitung sejak awal 2020, BI memangkas BI7DRR sebanyak 125 basis poin.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, meskipun BI sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,75%, suku bunga KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) masih tinggi ketimbang suku bunga acuan BI.
Berdasarkan data hingga Agustus 2020, rata-rata suku bunga KPR dan KPA sejak Januari 2019 ialah 8,75%, sedangkan rata-rata suku bunga BI7DRR berada di angka 5,15%.
Pergerakan suku bunga KPR dan KPA juga belum sedinamis BI7DRR. Jika suku bunga acuan BI sudah menurun 33% pada Agustus 2020 daripada awal 2019, suku bunga KPR dan KPA hanya turun sekitar 7% pada periode yang sama.
"Dengan diturunkannya BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) jadi 3,75% dan suku bunga lending facility menjadi 4,5%, kami harap perbankan mampu merangsang minat masyarakat untuk membeli rumah lewat program KPR dengan suku bunga menarik mengikuti penurunan suku bunga acuan BI," ujar dia dalam keterangan tertulisnya.
Sisi demand
Hal senada diucapkan Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto. Ia menganggap keputusan BI yang menurunkan suku bunga acuan akan mendorong perkembangan sektor properti. Namun, hal tersebut juga bergantung pada sektor perbankan dalam meresponsnya.
Menurut Eko, faktor pemulihan sektor properti saat ini amat ditentukan peningkatan sisi demand. Karena itu, turunnya suku bunga acuan BI itu dinilai bertujuan memperbaiki kemampuan daya beli konsumen yang masih terpukul akibat pandemi covid-19.
"Karena dari survei hingga bulan lalu (Oktober) konsumen relatif masih menahan belanja barang tahan lama, salah satunya perabot rumah tangga dan furnitur. Apalagi, pertumbuhan harga properti komersial pun masih melambat, tanda masih ada kendala sisi demand," tutupnya. (S-3)
Hal lain yang menurutnya menjadi pertimbangan masyarakat dalam negeri membeli properti adalah pemberian kebebasan dari pengembang.
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
Konsep hunian hijau kembali mencuri perhatian dunia internasional,FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2025, yang digelar pada Juni lalu di Lagos, Nigeria.
Aksi massa di proyek properti dinilai ganggu iklim investasi dan stabilitas sektor. Kepastian hukum jadi sorotan utama.
Keterlibatan sektor properti nasional di pasar modal dinilai masih sangat rendah. Dari sekitar 500 anggota Realestat Indonesia (REI) DPD DKI Jakarta, hanya sekitar 1% yang IPO.
Citadines Gatot Subroto Jakarta dengan bangga meluncurkan kampanye ulang tahun #CGSJ2TheNextLevel, yang melambangkan perjalanan pertumbuhan properti ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved