Percepat Pemulihan Ekonomi Daerah, OJK Resmikan Kantor di NTB

M. Iqbal Al Machmudi
09/11/2020 14:55
Percepat Pemulihan Ekonomi Daerah, OJK Resmikan Kantor di NTB
Ketua OJK Wimboh Santoso (tengah) bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) s saat acara peresmian kantor OJK NTB di Mataram.(ANTARA/AHMAD SUBAIDI )

KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meresmikan Kantor OJK Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram pada Senin (9/11). Peresmian kantor cabang itu sebagai upaya memperkuat peran OJK dalam mengawasi sektor jasa keuangan dan menggerakkan perekonomian daerah, khususnya NTB.

"Semoga kantor OJK ini memberikan manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat NTB. Kantor ini harus menjadi pusat sinergi OJK, Pemda, industri jasa keuangan, dan masyarakat untuk bersama membangun NTB," kata Wimboh melalui keterangan tertulisnya, Senin (9/11).

Baca juga: OJK: Pembiayaan Fintech P2P Sentuh Rp113,46 triliun

Wimboh menjelaskan peran kantor OJK di daerah juga harus menjadi pusat literasi dan inklusi keuangan. Sehingga masyarakat bisa semakin mudah mendapatkan akses keuangan yang murah dan menguntungkan serta melindungi masyarakat dari berbagai produk investasi dan keuangan ilegal yang berpotensi merugikan.

"Bank Wakaf Mikro (BWM) bisa menjadi contoh upaya meningkatkan pembiayaan bagi usaha mikro yang sangat mudah dan murah serta bisa dikembangkan di berbagai daerah termasuk NTB yang baru memiliki satu BWM," ujarnya.

Wimboh juga menawarkan upaya pemulihan ekonomi NTB melalui pembangunan kluster-kluster ekonomi yang terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan dan bisa menarik perhatian sektor jasa keuangan seperti perbankan ataupun pasar modal.

"Pertemuan ini untuk melihat ruang-ruang yang OJK bersama industri jasa keuangan bisa bantu ekonomi NTB bangkit. Karena dampak pandemi ini harus diatasi dengan kebijakan yang tidak biasa," ungkap Wimboh.

Pemulihan ekonomi nasional bisa dipercepat dengan mendorong bergeraknya perekonomian di daerah yang masih memiliki banyak potensi sektor ekonomi untuk dikembangkan. Terbukti sampai September lalu, pertumbuhan kredit di NTB masih tumbuh positif 21,22%, sementara aset tumbuh 21,27%, dan DPK tumbuh 7,91%.

Tingginya pertumbuhan kredit di NTB berasal dari kontribusi kredit konsumsi dengan porsi sebesar 43%, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian sebesar 23%, dan kredit ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 22%. Sedangkan NPL perbankan tumbuh rendah melandai 1,35 persen (yoy) di September. (Iam/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya