Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Inflasi Oktober Diprediksi 0,05% Secara Antarbulan

Fetry Wuryasti
26/10/2020 11:13
Inflasi Oktober Diprediksi 0,05% Secara Antarbulan
Seorang barista menggiling kopi di gerai Terminal Kopi Nusantara, Pasar Santa, Jakarta Selatan, Jumat (23/10/2020).(Antara)

PENELITI ekonomi senior dari Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Alexander Sugandi memperkirakan perekomian Indonesia akan mengalami inflasi sebesar 0,05% month on month (mom) atau 1,4% tahunan (year on year /yoy)  pada Oktober.

"Indikatornya yaitu berangsurnya peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan pembukaan sektor-sektor perekonomian dan transfer dana stimulus oleh pemerintah kepada rumah-rumah tangga," ujar Eric, Minggu malam (25/10).

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi akan berada di bawah angka 2% di akhir 2020 karena masih lemahnya permintaan masyarakat akibat wabah covid-19.

Proyeksi BI untuk angka inflasi akhir tahun ini lebih rendah daripada rentang target inflasi BI yakni di 2%-4%. Menurut Gubernur BI, faktor lain yang ikut berperan pada rendahnya inflasi per akhir tahun ini adalah terjaganya ekspektasi inflasi para pelaku ekonomi, stabilitas nilai tukar rupiah, ketersediaan pasokan panen di sejumlah sentra produksi, serta harga komoditas pangan yang rendah.

BI memperkirakan laju inflasi akan naik pada 2021 ke dalam rentang target inflasi BI di 2% - 4%, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia.

"Dengan memperhatikan masih lemahnya tekanan inflasi dari sisi permintaan, meningkatnya pasokan barang dan jasa secara bertahap karena pembukaan sektor-sektor perekonomian, serta angka inflasi year to date yang rendah (0,89%), Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI merevisi proyeksi angka inflasi menjadi 1,2% yoy di akhir tahun 2020 (dari proyeksi sebelumnya di 2,5% yoy) dan 3,5% di akhir tahun 2021 (dari 4,5% yoy)," kata Eric.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik dari level 5.103 pada penutupan perdagangan 16 Oktober 2020 ke 5.112 pada penutupan perdagangan 23 Oktober 2020.

Pada periode yang sama, nilai tukar rupiah (berdasarkan JISDOR Bank Indonesia) menguat dari Rp14.766 per dolar AS ke Rp14.738 per dolar AS.(E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya