Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PELEBARAN defisit pada tahun ini sekitar 6,34% atau Rp1.039,2 triliun. Hingga September, realisasi defisit mencapai 4,16% atau Rp682,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan hal itu dalam konferensi pers APBN KiTa secara daring, Senin (19/10). "Itu telah diikuti hasil nyata kinerja APBN yang produktif. Pemerintah tetap fokus kepada berbagai hal dalam menjaga momentum pemulihan dan membangun pondasi Indonesia,” katanya.
Sri Mulyani menyebutkan belanja negara hingga 31 September 2020 tumbuh 15,5% (yoy) sebesar Rp1.841,1 triliun. Ini tidak hanya untuk penanganan pandemi tapi juga difokuskan untuk pembangunan Indonesia.
Realisasi belanja sebesar 67,2% dari target perubahan APBN dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020 yaitu Rp2.739,2 triliun itu ditujukan bagi infrastruktur, bansos, pendidikan, kesehatan, serta subsidi.
Ia merinci untuk infrastruktur telah terealisasi berbagai pembangunan, seperti jalan baru sepanjang 137,21 kilometer, jembatan 3.777,6 meter, 45 bendungan dengan rata-rata telah mencapai 48,57%, rel kereta 113,1 km2sp, dan pelabuhan di lima lokasi.
Kemudian juga pembangunan jaringan irigasi dengan rata-rata fisik mencapai 76,1%, rehabilitasi jaringan irigasi dengan rata-rata fisik 52,28%, RJIT seluas 121.590 hektare, dan jaringan gas mencapai 86% dari target 127.864 sambungan rumah (SR) di 23 kabupaten/kota.
Bansos sudah meliputi penyaluran PKH 10 juta KPM, Kartu Sembako 19,4 juta KPM, bantuan sembako Jabodetabek 1,9 juta KPM, bansos tunai non-Jabodetabek 9,2 juta KPM, dan bantuan tunai peserta sembako non-PKH 9 juta KPM.
Ada pula bantuan beras peserta PKH 2 juta KPM, bantuan usaha mikro 9,1 juta penerima, banyuan upah 10,7 juta penerima, Kartu Pra Kerja 5,5 juta penerima, dan BLT Dana Desa 7,6 juta penerima.
“Kami akan terus meminta untuk terjadi perbaikan di bansos dari sisi targeting karena masih ada masyarakat yang merasa tidak mendapatkan bantuan meskipun pemerintah sudah meningkatkan bansos luar biasa besar,” ujar Sri Mulyani.
Untuk pendidikan meliputi progran Indonesia Pintar kepada 15,54 juta siswa, bidik misi/KIP Kuliah kepada 634,29 ribu mahasiswa, BOS Kemenag 7 juta siswa, serta pembangunan atau rehabilitasi terhadap 528 sekolah SD dan menengah serta 226 madrasah atau sekolah keagamaan.
“Kondisi belajar mengajar meskipun sangat tidak optimal karena harus school from home, kami akan tetap memantau dari sisi penerima manfaatnya,” tuturnya.
Untuk kesehatan meliputi peserta PBI JKN kepada 96,4 juta jiwa, peserta PBPU/BP penerima bantuan iuran kepada 35,99 juta jiwa, dan insentif nakes pusat sebanyak 235,8 ribu orang maupun daerah yaitu 137,7 ribu orang.
“Selain covid-19, kami akan memberikan dukungan untuk PBI dan nakes. Dari sisi kebijakan-kebijakan kesehatan lain pun demikian, seperti BKKBN untuk keluarga berencana maupun penanganan penyakit lain,” tegas Sri Mulyani.
Untuk subsidi pemerintah meliputi diskon listrik atau pembebasan biaya kepada 31,4 juta pelanggan rumah tangga dan UMKM, subsidi bunga KUR kepada 3,5 juta debitur, bantuan perumahan sebanyak 108,2 unit, serta subsidi pupuk sebanyak 6,4 juta ton. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved