Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) optimistis bahwa para petani pekebun siap menghadapi perubahan iklim saat ini. Dengan kesiapan petani pekebun, maka produksi tetap terjaga karena petani dapat antisipasi resiko kegagalan panen.
Pernyataan tersebut disampaikan dikatakan Direktur Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Ardi Praptono, dalam kunjungan kerjanya di Lumajang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
“Kami memberikan apreasiasi kepada kelompok tani yang telah melaksanakan kegiatan mitigasi dan adaptasi di bidang perkebunan dalam menghadapi perubahan iklim tersebut,” ujarnya.
Menurut Ardi, kegiatan pelatihan mitigas dan adaptasi menghadapi perubahan iklim petani sangat penting dalam upaya menjaga produksi. Dengan demikian petani tidak lagi khawatir produksi berkurang jika perubahan iklim benar-benar terjadi.
"Kegiatan mitigasi pada subsektor perkebunan adalah upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha perkebunan untuk mengurangi sumber emisi gas rumah kaca (GKR). Sedangkan adaptasi adalah tindakan penyesuaian untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim," jelasnya.
Emisi karbon pada subsektor perkebunan dapat diminimalisir dengan pemanfaatan limbah perkebunan, mengintegrasikan dengan ternak (kebun-ternak), mengurangi atau menggantikan pemanfaatan pestisida dan pupuk kimia dengan organik, mengurangi penggunaan herbisida dan pemanfaatan pohon pelindung sebagai penyerap karbon.
Kementan melalui Ditjen Perkebunan memberikan bantuan kepada Kelompok Tani Langgeng Tani II, Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa timur antara lain ternak 25 ekor, kandang ternak, rumah kompos, embung, peralatan pertanian kecil dan alat pengolah pupuk organik (APPO).
Kelompok Tani Langgeng Tani II, Desa Tamanayu, kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Mustofa, berharap, dengan adanya bantuan sarana input produksi dan pembinaan teknis dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, kelompok tani akan bertekat lebih giat lagi dalam mengelola kebun kopinya sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat/petani.
“Ternak yang diberikan Ditjen Perkebunan akan kami kelola dengan baik sehingga dapat menambah kas kelompok tani, selain itu kotoran kambing akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pupuk untuk tanam kopi,” ujar Mustofa.
Selain itu juga, Lanjut Mustofa, untuk memanfaatkan embung yang telah diberikan Ditjen Perkebunan, akan dimanfaatkan untuk budidaya ikan sehingga nanti dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. (OL-09)
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved