Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DIREKTUR Penilaian Perusahaan BEI (Bursa Efek Indonesia) I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga 21 September 2020, tercatat sudah 46 perusahaan melakukan pencatatan baru saham (IPO) dan masih terdapat 6 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham.
"Dengan rincian 2 perusahaan dari sektor Property, Real Estate and Building Construction, 2 perusahaan dari sektor Trade, Services and Investment, 1 perusahaan dari sektor Miscellaneous Industry dan 1 perusahaan dari sektor Agriculture," ungkapnya, Senin (21/9).
Selain itu, Nyoman menambahlan terdapat 5 penerbit yang akan menerbitkan 7 emisi obligasi/sukuk yang berada dalam pipeline EBUS di BEI.
Dia pun meyakini bahwa pelaku bisnis memiliki minat dan harapan besar untuk tumbuh bersama Pasar Modal Indonesia. Sehingga menurutnya ke depan masih akan banyak pelaku bisnis yang akan memanfaatkan Pasar Modal Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan melakukan pencatatan saham maupun penerbitan efek lainnya.
"OJK dan SRO dari waktu ke waktu senantiasa memperhatikan kebutuhan dan kondisi terkini serta berusaha memberikan berbagai kemudahan diantaranya kemudahan akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi baik untuk menjadi Investor maupun Perusahaan Tercatat," kata Nyoman.
Lebih lanjut, Nyoman menambahkan BEI saat ini telah terbuka bagi Perusahaan dengan Aset Skala dan Menengah sehingga nilai emisi akan menjadi beragam sesuai dengan ukuran dan kebutuhan perusahaan.
"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pelaksanaan IPO sebuah perusahaan, termasuk waktu, besaran dana dihimpun, serta peruntukan penggunaan dana merupakan sebuah rencana strategis (strategic plan) perusahaan, sehingga BEI sangat mengapresiasi setiap pihak yang memberikan kepercayaan tumbuh bersama Pasar Modal Indonesia," ujarnya.
Nyoman menegaskan bahwa BEI senantiasa memerhatikan investor pretection dengan memberikan kesempatan hanya kepada prospective companies untuk meutilisasi pasar modal.
Terkait e-IPO, lanjut Nyoman, pihaknya telah melakukan soft launching Sistem Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO) pada 10 Agustus 2020 lalu. Pihak terkait dapat melakukan uji coba secara voluntarily menggunakan Sistem e-IPO dalam Penawaran Umum Perdana sampai dengan akhir tahun 2020 (berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.: 15/SEOJK.04/2020).
"Melalui sistem ini diharapkan proses IPO dapat dilakukan secara transparan, meningkatkan coverage investors & stakeholders terkait lainnya. Pada akhirnya hal tersebut akan meningkatkan trust investor terhadap pasar modal kita," pungkas Nyoman. (E-1)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved