Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pandemi Jadi Momentum Perkuat Diversifikasi Pangan

Andhika Prasetyo
09/9/2020 22:55
Pandemi Jadi Momentum Perkuat Diversifikasi Pangan
Petani memanen ubi kayu(Antara/Arnas Padda)

PEMERINTAH terus berupaya melakukan pengembangan diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal.

Program tersebut fokus pada komoditas di luar beras seperti ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum yang akan dibudidayakan di tiap-tiap provinsi.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengungkapkan diversifikasi pangan mesti dijalankan demi mewujudkan swasembada dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia.

Salah satu komoditas yang menjadi andalan, yakni ubi kayu, memiliki potensi produktivitas hingga 10 ton per hektare. Adapun, pisang memiliki potensi sampai 80 ton per hektare.

"Produktivitas kita sudah baik. Tugas ke depannya adalah bagaimana mendorong produk-produk ini masuk ke pasar," ujar Boga melalui keterangan resmi, Rabu (9/9).

Kepala Ketua Departemen Ilmu Ekonomi IPB Sahara menilai situasi pandemi merupakan momentum tepat bagi Indonesia untuk mempercepat pengembangan diversifikasi pangan.

Baca juga : Kementan Tambahkan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sebanyak 1 Ton

Oleh karena itu, pemerintah harus mampu menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa beras bukanlah satu-satunya sumber karbohidrat.

"Selama ini, pemerintah masih terlalu fokus pada pengembangan pangan jenis beras. Padahal, Indonesia memiliki ragam jenis pangan yang sangat berlimpah," tuturnya.

Saat ini, Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat.

Namun, konsumsi masyarakat hanya terfokus pada beras.

"Ini akhirnya menghambat investasi dan pengembangan produk pangan selain beras. Akhirnya, kemampuan kita memproduksi pangan lokal secara kontinu menjadi rendah. Belum lagi bicara soal teknologi pengolahan pangan lokal yang masih terbatas,” ujarnya.

Pada 2019, Kementerian Pertanian mencatat rata-rata konsumsi beras sebesar 94,9 kilogram per kapita per tahun.

Pada tahun ini, angka tersebut diproyeksikan akan berkurang menjadi 92,9 kilogram per kapita per tahun.

Hingga akhirnya, pada 2024 mendatang, konsumsi beras ditargetkan sudah turun 7% ke posisi 85 kilogram per kapita per tahun. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik