Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Pada 3-4 September 2020, telah ditandatangani 4 dokumen Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Usaha dan Pemasaran Produk Perkebunan. Penandatanganan ini bertepatan saat Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dan Direktorat Pengolahan & Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan pertemuan Sosialisasi Hasil Sidang Internasional dan Capacity Building Pelaku Ekspor Komoditas Perkebunan.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, H. Fakhrurrozi Rais dalam pembukaan pertemuan menyatakan bahwa pertemuan ini menjadi semangat baru untuk menggali kembali bahkan memperkuat potensi-potensi komoditas perkebunan yang ada di Sumatera Selatan. Selain karet dengan luasan terbesar di Indonesia, ada sawit, kopi, kelapa, dan lada yang merupakan komoditas unggulan di Sumatera Selatan.
Beberapa tahun terakhir, petani rakyat mulai mengembangkan produk aren dan sereh wangi sebagai bahan pangan (gula aren) dan industri minyak atsiri (sereh wangi).
“Kami mengharapkan Ditjen Perkebunan mulai memperhatikan produk unggulan spesifik daerah ini. Karena potensi yang sangat besar untuk ekspor. Melalui MoU ini kami juga mengharapkan terjalin kemitraan yang baik dan tentunya berkelanjutan untuk mengangkat ekonomi petani di daerah sentra,” jelas H Fakhrurrozi.
Selanjutnya dalam pemaparan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Junaedi menyampaikan rasa bangganya terhadap antusias petani dan pelaku usaha yang datang pada pertemuan ini melalui kesepakatan kerja sama yang akan ditandatangani.
“Melalui MoU ini akan membuka semakin luas arah pengembangan dan akses pasar produk perkebunan di Prov Sumatera Selatan. Kami juga berharap Dinas Perkebunan Prov Sumatera Selatan tidak berhenti sampai di sini, terus melakukan pengawalan dan melakukan pembinaan kepada petani terkait aspek-aspek kualitas dan kontinuitas produk yang dipasarkan. Kami juga akan terus memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan petani dalam hal bimbingan teknis, alat pascapanen dan pengolahan juga pemasarannya,” papar Dedi.
Lebih lanjut, menurut Dedi, pada sidang-sidang Internasional pemerintah perlu melihat peluang-peluang yang bisa diterapkan dari kebijakan yang dihasilkan dalam forum-forum Internasional seperti ICO untuk kopi, ICCO untuk kakao, IPC untuk lada, ICC untuk kelapa, ITRC dan ANRPC untuk karet.
Tidak hanya itu, CPOPC pada kelapa sawit dan secara regional dalam tataran Asean (ANFPWG Pepper, Coffee, Teh, Cocoa, Coconut, dan lainnya) terutama terkait kebijakan dinamika harga, peningkatan produktivitas, rantai pasok, konsumsi, distribusi, standarisasi kualitas, akses pasar dan promosi.
Ini penting mengingat perkebunan sebagai komoditas ekspor. Hal ini dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa hingga Triwulan 2 tahun 2020, nilai ekspor komoditas perkebunan meningkat 7% atau senilai US$12,27 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Sementara itu, Dirjen Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono mengakui, komoditas yang memiliki kinerja positif selama matriwulan ke-2 tahun 2020 ini adalah jambu mete, teh, pala, kayu manis, vanili, cengkeh, kakao, dan kelapa dengan pertumbuhan mencapai 4-69% dibandingkan triwulan ke 2 tahun 2019.
“India, Tiongkok, Belanda, Pakistan, dan Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor utama komoditas perkebunan selama TW ke-2 tahun 2020 dengan total volume mencapai 7,5 juta ton atau senilai US$5,2 juta,” jelas Kasdi.
Mengenai kinerja ekspor produk perkebunan, peluang dan tantangan oleh Kepala Sub Direktorat Pemasaran Hasil yang menjelaskan bahwa perdagangan dunia semakin kompleks dan kompetitif, terdapat berbagai macam hambatan baik tarif dan nontarif.
Kasdi berharap komoditas perkebunan Indonesia dapat memenangi persaingan pasar ini. Tentunya dengan mengedepankan kualitas, kontinuitas dan diplomasi pada forum-forum bilateral, regional dan multilateral.
Selain itu dipaparkan oleh Dekan Fakultas Pertanian Univesitas Sriwijaya, Andi Mulyana mengenai peran akademisi dalam peningkatan kualitas produk untuk ekspor melalui penelitian bidang perkebunan serta oleh Balai Karantina Pertanian kelas 1 Palembang yang menyampaikan mengenai peran karantina dalam akselerasi ekspor komoditas perkebunan.
Di akhir pertemuan ditandatangani 4 dokumen Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Usaha dan Pemasaran Produk Perkebunan. Yakni pertama, usaha mikro kecil menengah (UMKM) Gasing Maju Bersama dengan Gapoktan Tirta Mandiri untuk produk kelapa dari Kabupaten Banyuasin.
Kedua, UMKM Kelapa Rumbuh dengan Kelompok Tani Mustopa untuk produk kelapa dari Kabupaten Banyuasin. Ketiga, CV. Rerira Global dengan Pemasok Munawarman untuk produk gula aren dan sereh wangi dari Kabupaten OKU Selatan.
“Keempat, yakni CV. Rerira Global dengan Kelompok Tani Sereh Serumpun untuk produk gula aren dan sereh wangi dari Kabupaten OKU Selatan,” pungkas Andi. (RO/OL-10)
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved