Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendorong dan memacu jajaran di Kementan untuk lebih sigap dalam percepatan pelaksanaan serapan kegiatan TA 2020. Yaitu dengan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan di lapangan pada sektor pertanian termasuk perkebunan, secara tepat dan berkualitas untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Sesuai arahan Menteri Pertanian kepada seluruh jajaran lingkup Kementan dalam Rapat Pimpinan C pada 25 Juni 2020 lalu, agar segera mempercepat proses serapan kegiatan di lapangan, maka Direktorat Jenderal Perkebunan bergerak cepat dengan membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Percepatan Kegiatan Pembangunan Perkebunan TA 2020 melibatkan Tim Inspektorat Jenderal (ITJEN) dan Tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Waktu dan tempat kegiatan Tim Monev dibagi menjadi tiga periode. Yaitu Periode I pada 2-6 Juli 2020 di Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Periode II pada 7-11 Juli 2020 di Jawa Barat, Riau, Sumatera Selatan, Aceh, dan Maluku Utara. Sedangkan Periode III pada 12-16 Juli 2020 di Provinsi Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Timur.
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah sebagai Tim Monev Ditjen Perkebunan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan mengunjungi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Maluku Utara, dan Lampung. “Tugas Tim Monev ini memonitoring dan evaluasi dengan meninjau secara langsung progres kegiatan yang dilaksanakan di provinsi tersebut, selanjutnya mengawal strategi-strategi percepatan kegiatan dan serapan anggaran, serta diakhiri penandatangan komitmen pelaksanaan kegiatan di Provinsi Lampung oleh Itjen, BPKP, Satker Daerah dan Ditjen Perkebunan,” kata Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Hendratmojo Bagus Hudoro mewakili DirekturJenderal Perkebunan pada kegiatan monev tersebut.
Di Provinsi Sumatera Selatan, Tim Monev Ditjen Perkebunan bersama Satker Daerah Kabupaten OKI dan Kabupaten OKU Timur melakukan kunjungan lapangan, melihat progres kegiatan pembangunan komoditas tebu khususnya kegiatan perluasan dan rawat ratoon dan selanjutnya melakukan diskusi bersama dengan Kepala Desa dan Kelompok Tani Tebu di dua kabupaten tersebut mendapat respon positif.
“Kami sangat antusias dan menyambut baik kehadiran Tim Monev dari Pusat. Dengan dilakukannya diskusi dengan para petani diharapkan dapat memecahkan persoalan yang dihadapi petani tebu di Kabupaten OKI dan OKU Timur, “ ujar Kepala Desa OKU Timur, Sapardi.
Sedangkan di Provinsi Jawa Barat, Tim Monev melakukan kunjungan lapangan untuk melihat progres kegiatan pengembangan Tebu di Kabupaten Subang dan mengunjungi Pabrik Gula Subang, dilanjutkan mengunjungi lokasi pengembangan serai wangi.
Pada kesempatan kunjungan di Provinsi Maluku Utara, Tim Monev meninjau salah satu produsen benih di Desa Ake Diri Kabupaten Halmahera Barat yaitu CV. Nuada Maristika Jaya dan memberikan bantuan benih cengkeh kepada Kelompok Tani Simomi Gam di Desa Marimabati Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.
Bantuan benih ini merupakan bagian dari kegiatan Rehabilitasi Cengkeh Direktorat Jenderal Perkebunan seluas 150 hektare di Kabupaten Halmahera Barat.
Sementara itu, pada kunjungan di Provinsi Lampung, Tim Monev berkesempatan berdiskusi bersama Kelompok Tani Lada di Kab Tanggamus dan dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat progres kegiatan pengembangan komoditas lada.
Hal ini diapresiasi oleh anggota kelompok tani lada di Kabupaten Tanggamus, dengan mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian dalam penyaluran bantuan dalam bentuk HOK rehabilitasi tanaman lada.
Harapannya semoga dengan adanya bantuan ini dapat lebih meningkatkan antusias petani untuk mengembangkan serta meningkatkan produksi lada di Kabupaten Tanggamus.
Dengan kunjungan Tim Monev ini, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Hendratmojo Bagus Hudoro berharap dapat membantu meningkatkan stimulus Satker Daerah untuk mempercepat serapan anggaran kegiatan, sehingga realisasi anggaran pada bulan Juli dan ke depannya di tahun 2020 ini sesuai target yang ditetapkan. (RO)
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved