Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Imbas Pandemi Covid-19, Persaingan Kerja Lulusan Baru Makin Ketat

Putri Rosmalia Octaviyani
10/8/2020 13:58
Imbas Pandemi Covid-19, Persaingan Kerja Lulusan Baru Makin Ketat
Ilustrasi - Pencari Kerja(ANTARA FOTO/Khairizal Maris)

ANGGOTA Komisi XI DPR Anis Byarwati menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 menimbulkan goncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global.

Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti penutupan sekolah dan beberapa kegiatan bisnis, pembatasan sosial berskala besar, bahkan lockdown mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.

Baca juga: Chubb Life Indonesia Rilis Produk Asuransi Dwiguna untuk Hari Tua

“Jika pada triwulan III 2020 pertumbuhan masih negatif, maka akan resmi masuk resesi dengan digenapinya rezim pertumbuhan negatif selama dua periode kuartal berturut-turut.,” kata Anis dalam keterangan pers, Senin(10/8).

Anis berpendapat, pandemi berimbas pada nasib jutaan pekerja yang dirumahkan dan di-PHK. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 27 Mei 2020, lebih dari tiga juta pekerja terdampak Covid-19 di-PHK maupun dirumahkan.

Sedangkan, menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, hingga Juli 2020 ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang di-PHK ataupun dirumahkan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan masih didominasi tiga lapangan kerja, yakni pertanian sebesar 29,04%, perdanganan sebesar 18,63%, dan industri pengolahan sebesar 14,09%.

Secara keseluruhan lowongan kerja yang dibuka untuk lulusan baru mencapai 54,2%. Posisi program officer development paling banyak dicari calon pekerja. Diikuti account officer, business analyst, social media officer, dan banking officer.

Anis berharap agar penyelenggara pendidikan tinggi meningkatkan komitmen dalam peningkatan investasi di pengembangan kemampuan digital. Begitu juga dalam kolaborasi dengan dunia industri agar lebih ditingkatkan.

"Lakukan kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan dan menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital skills," tutup Anis. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya