Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan stabilitas sistem keuangan nasional pada triwulan II- 2020 masih normal meskipun kewaspadaan meningkat di tengah pandemi covid-19.
“KSSK melihat, stabilitas sistem keuangan pada triwulan II tahun 2020 yakni periode April, Mei, dan Juni dalam kondisi normal meskipun kewaspadaan terus ditingkatkan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua KSSK dalam jumpa pers daring di Jakarta, kemarin.
Sri Mulyani mengatakan beberapa indikator menunjukkan stabilitas sistem keuangan tetap dalam kondisi baik, meski penyebaran covid-19 di Indonesia perlu diwaspadai. KSSK, kata Sri Mulyani, akan terus melihat prospek ekonomi dan dampak pandemi terhadap stabilitas sistem keuangan.
Penyebaran pandemi di tingkat global maupun nasional serta ancaman gelombang kedua penyebaran virus di beberapa negara memberikan ketidakpastian dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi. Hingga vaksin ditemukan, kata perempuan yang akrab disapa Ani itu, ketidakpastian masih akan terus membayangi perekonomian nasional maupun global.
“Pada level global, berbagai lembaga internasional telah mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi secara tajam. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global kontraksi di tingkat -4,9% dan Oktober nanti IMF akan mengeluarkan proyeksi terbaru untuk 2020. Bank Dunia juga melakukan koreksi dari pertumbuhan ekonomi global menjadi -5,2% untuk 2020, sedangkan OECD memberikan proyeksi dalam rentang antara -7,6% hingga -6% dan ini lebih diakibatkan adanya ketidakpastian apakah akan terjadi second wave pandemi,” jelas Sri Mulyani.
Adapun pada perekonomian nasional, imbuh dia, pelambatan telah terjadi sejak triwulan I-2020 kala pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97% karena dampak pandemi. Tren penurunan berlanjut di triwulan II sesuai dengan yang dilaporkan Badan Pusat Statistik yakni minus 5,32%, terlampau jauh dari catatan pertumbuhan di triwulan II- 2019 sebesar 5,05%.
Menkeu mengatakan seiring dengan mengendurnya pembatasan sosial berskala besar pada Juni 2020, geliat ekonomi nasional mulai menunjukkan perbaikan.
“Kita melihat pada Juni, sudah terjadi adanya pembaikan atau pembalikan dari tren dan ini diharapkan akan bisa dijaga pada triwulan III. Langkah-langkah yang dilakukan otoritas fiskal moneter dan dari sisi sektor keuangan oleh OJK dan LPS terus memperhatikan dinamika ekonomi tersebut dan potensi dampaknya ke stabilitas sistem keuangan kita,” imbuhnya. (Mir/E-3)
Rapat yang digelar pada Senin (28/1) kemarin pukul 16.30 WIB hingga 23.00 WIB membahas seluruh kondisi perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso membenarkan bahwa sudah ada permintaan dari industri atau bank yang mau mengakuisisi dengan kepemilikan lebih dari satu bank.
Pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung dengan aman dan damai turut serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap stabilitas sektor keuangan.
KSSK melihat bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan momentum pertumbuhan serta memperbaiki current account deficit (CAD) di tengah melemahnya perekonomian global.
Risiko sistemik yang dimaksud, kata Menkeu, ditunjukkan dengan memburuknya indikator ekonomi dan keuangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved