Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melambat akibat Pandemi

Denny Susanto
19/7/2020 08:11
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melambat akibat Pandemi
Petugas Satpol PP Banjarmasin membawa poster imbauan penggunakaan masyarakat di jalan Ahmad Yani, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.(ANTARA/Bayu Pratama S)

PANDEMI covid -19 yang melanda sebagian besar negara-negara di dunia berimbas pada melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional. Karenanya, Pemda diminta mencari strategi guna menstabilkan perekonomian di daerah.

Hal itu dikemukakan Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Pilkada Serentak 2020 dan Pengarahan Kepada Gugus Tugas Covid -19 bersama Mendagri di Banjarmasin, Sabtu (18/7) petang.

"Pandemi covid-19 ini telah membuat laju pertumbuhan ekonomi nasional melambat. Di banyak negara bahkan mengalami minus," ungkapnya.

Kondisi itu akan berpengaruh pada kemampuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menangani kesehatan publik seperti pandemi covid-19 melemah. Uang semakin terbatas juga munculnya ancaman krisis sosial karena banyak pekerja dirumahkan dan PHK. Penduduk miskin pun bertambah.

Baca juga: Dunia Properti Ikut Menyesuaikan Situasi di tengah Pandemi

"Jika tidak  ditangani secara baik, salah satunya lewat bansos, dampak pandemi covid-19 ini bisa menyebabkan krisis keamanan hingga krisis politik. Ini menjadi pertimbangan pemerintah menjalankan kebijakan adaptasi baru (new normal)," tuturnya.

Perlu keberimbangan antara upaya penanganan penyebaran virus korona dengan upaya menjalankan roda perekonomian nasional dan daerah. Karena itu, pemerintah daerah harus bisa mencari strategi guna menstabilkan perekonomian di tengah kondisi pandemi covid-19 dengan melibatkan semua pihak, baik sektor swasta dan BUMN di daerah.

Di Kalsel, Mendagri melihat neraca keuangan dan ekonomi masih cukup baik.

Pada bagian lain, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengakui kondisi pandemi ikut berdampak pada multisektor dan ekonomi daerah.

Kalsel merupakan salah satu provinsi dengan tingkat penyebaran virus korona tertinggi di Indonesia.   Hingga Minggu (19/7), jumlah kasus positif virus korona di Kalsel sudah mencapai 4.829 kasus, dengan 243 orang meninggal dunia dan 1.708 orang berhasil disembuhkan.

Persentase tingkat kematian akibat serangan virus korona itu menjadi perhatian pemerintah pusat dan mendesak keseriusan daerah dalam penanganan pandemi tersebut. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya