Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
LEMBAGA Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bahwa bank kecil rentan mengalami risiko likuiditas.
Hal ini merupakan imbas dari wabah virus korona yang berkepanjangan.
Direktur LPS, Iman Gunadi, mengatakan tidak semua bank bisa bertahan di tengah wabah covid-19. Nasib dari bank kecil bergantung pada daya tahan likuiditas.
"Bank kecil adalah yang rentan di kondisi ini karena permodalannya yang tidak cukup besar, dan risiko kreditnya juga meningkat," kata Iman saat webinar Infobank 'Efektifitas Stimulus Fiskal & Sektor Keuangan Untuk Menghidupkan Sektor Riil di Masa Pandemi,' kemarin.
Iman menyebut resiko kredit terus mengalami peningkatan. Pada bulan pertama berada di angka 11,4% meningkat menjadi 14,8% dan meningkat hingga 15%.
Selain itu, bunga bank juga berpengaruh karena rendahnya aktivitas kredit dan sisi modal juga sangat berpengaruh karena bank kecil tidak memiliki modal yang cukup besar.
"Dari sisi modal, bank yang kecil ini tidak memiliki permodalan yang besar, sementara dari rasio DPK (dana pihak ketiga) bank kecil hanya berpusat pada beberapa deposan," ujar Iman.
Sementara itu, di acara yang sama Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, mengatakan risiko likuiditas terjadi karena penurunan rasio DPK dan cash inflow pada individu bank.
"Dari individu dampak kondisi pemburukan ekonomi berbeda tergantung dengan daya tahan masing-masing dari bank," ucapnya.
Didik menyebut faktor yang memperparah risiko likuiditas bisa juga terjadi karena masa pemulihan ekonomi yang berjalan lambat.
"Aspek likuiditas kredit memburuk begitu cepat jika pandemi covid berkepanjangan dan proses pemulihan ekonomi berjalan lambat," tandasnya. (E-1)
Purbaya menyampaikan dirinya ingin memperkuat peran LPS dalam resolusi perbankan dan pengelolaan program penjaminan polis asuransi.
Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, risiko siber telah menjadi ancaman yang semakin kompleks dan nyata bagi organisasi di seluruh dunia.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengajak para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk lebih memahami literasi keuangan dengan baik.
Ribuan peserta dan penonton dari luar kota dan luar negeri diharapkan ikut menggerakkan sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, dan UMKM lokal.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan, daya beli masyarakat diperkirakan masih akan rendah di semester I 2025.
Sebanyak 624,67 juta rekening nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Desember 2024.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
Kejagung dinilai menggunakan pasal keranjang sampah dalam pengusutan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh Bank DKI Jakarta dan BJB pada Sritex
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved