Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pengembang Perlu Berpikir Kreatif

Gana Buana
23/6/2020 02:10
Pengembang Perlu Berpikir Kreatif
Pameran Properti(ANTARA)

SEKTOR properti diharapkan segera beradaptasi dengan masa kenormalan baru (new normal) agar kondisi properti Tanah Air perlahan bisa kembali pulih, meski di tengah pandemi covid-19.

Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan masa kenormalan baru memang belum berimbas pada sektor properti saat ini. Pasalnya, memulihkan apa yang terjadi pada tiga bulan belakangan ini tidak semudah membalikan telapak tangan.

“Belum terlihat, namun sudah bergerak. Yang baru kelihatan bergerak kan lingkaran income saja, seperti mal, perkantoran, tapi tetap kita berterima kasih pada pemerintah,” ujar Paulus kepada Media Indonesia, kemarin.

Menurut dia, kondisi sektor properti saat ini belum dapat diprediksi, mengingat pandemi covid-19 belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Hal yang perlu disiapkan pelaku bisnis properti ialah adaptasi. Sebab, dalam kondisi normal, proses transaksi properti akan dilakukan secara tatap muka sehingga pengembang properti harus berpikir kreatif agar produksi bisa tetap diserap pasar.

“Kesiapan pertama terkait mental. Mental kita harus berpikir bagaimana bekerja dengan menggunakan cara yang efektif dan efisien,” lanjut dia.

CEO Indonesia Property Watch Advisory Group Ali Tranghanda menerangkan pola bisnis sektor properti dipastikan berubah dalam tahap kenormalan baru. Peran digital bisa membantu bisnis ini untuk bangkit kembali.

“Peran digital sangat strategis. Disruption technology semakin cepat.”

Namun, kata Ali, tidak semua terbiasa dalam menghadapi perubahan serba cepat ini. Mengingat, interaksi secara digital tidak selalu memuaskan sebagian konsumen.

“Sebab, karakter pembelian properti dengan interaksi bertemu langsung tidak akan bisa tergantikan dengan digital,” kata dia.

Menurutnya, interaksi digital relatif lebih efisien bagi pembeli dan penjual untuk interaksi awal. Namun, proses transaksi properti tak dimungkiri membutuhkan temu secara fisik, apa pun kondisinya. 


Bangkit

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) meminta para pengembang properti agar bangkit kembali menjelang kenormalan baru saat ini.

Dirjen Perumahan Kementerian PU-Pera Khalawi Abdul Hamid menyampaikan hal itu untuk mendorong pelaksanaan program Sejuta Rumah dan meningkatkan perekonomian masyarakat akibat dampak pandemi covid-19.

“Kami berharap pengembang properti bisa bangkit kembali melaksanakan pembangunan rumah untuk masyarakat di seluruh Indonesia menjelang kenormalan baru di sektor perumahan di Indonesia,” ujar Khalawi.

Menurut Khalawi, kolaborasi antara pemerintah dan pengembang dalam pelaksanaan program sejuta rumah sangat penting. Pasalnya, pemerintah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan rumah untuk masyarakat, sehingga peran aktif pengembang dalam pembangunan perumahan sangat dibutuhkan.

Pandemi covid-19, menurut dia, memang berpengaruh pada produksi rumah yang dibangun pengembang. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat pengembang mengalami hambatan dalam proses pembangunan dan penjualan rumah yang sudah jadi.

“Pelaksanaan program Sejuta Rumah memang mengalami hambatan pada masa pandemi covid-19 ini. Namun, pemerintah juga tetap berupaya mendorong agar penyediaan rumah untuk masyarakat dapat terpenuhi dengan baik,” pungkas dia. (S-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya