Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Industri Farmasi-Alkes Masuk Making Indonesia 4.0

Media Indonesia
21/6/2020 08:25
Industri Farmasi-Alkes Masuk Making Indonesia 4.0
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.(ANTARA/Dok. Kemenperin)

INDUSTRI farmasi dan alat kesehatan (alkes) ditetapkan masuk ke program Making Indonesia 4.0 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang ingin mengakselerasi penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur.

“Making Indonesia 4.0 adalah strategi menuju industri 4.0 dengan transformasi digital manufaktur. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing industri nasional,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, kemarin.

Making Indonesia 4.0 merupakan peta jalan untuk mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Aspirasi besarnya ialah mewujudkan Indonesia berada di jajaran 10 negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia pada 2030.

Melalui Making Indonesia 4.0, kata Agus, hal itu juga akan meningkatkan ekspor neto sebesar 10% terhadap produk domestik bruto (PDB), peningkatan produktivitas dua kali lipat terhadap biaya, serta pengeluaran untuk riset dan pengembangan sebesar 2% dari PDB.

“Bahkan, implementasi Making Indonesia 4.0 akan membuka peluang lapangan kerja dengan keahlian baru di sektor industri dan jasa pendukung industri, yang didukung dengan momentum bonus demografi ,” ujar Menperin.

Kemenperin telah menentukan lima sektor prioritas yang didorong untuk menjadi fokus dari pengembangan Making Indonesia 4.0. Kelima sektor tersebut ialah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia, dan elektronika. Dalam perkembangannya, Kemenperin menambahkan sektor industri alat kesehatan dan industri farmasi.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meyakini industri kesehatan akan menjadi andalan memasuki era kenormalan baru setelah pandemi covid-19. Pasalnya, sektor itu esensial untuk kebutuhan hidup, termasuk menyerap banyak tenaga kerja.

“Kita harus kembangkan industri kesehatan ini menjadi besar-besaran untuk kita bisa bangun sendiri,” kata Tim Asistensi Kemenko Perekonomian Raden Pardede dalam sebuah webinar, awal Juni lalu. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya