Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BANK Indonesia mencatat terjadi peningkatan cadangan devisa pada Mei 2020 sebesar US$2,6 miliar menjadi US$130,5 miliar.
Menanggapi itu, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebutkan, cadangan devisa senilai US$130,5 miliar itu sangat dibutuhkan di tengah tekanan dari dampak pandemi covid-19.
Peningkatan cadangan devisa juga dapat meningkatkan kepercayaan kepada pelaku pasar keuangan sehingga dapat mengurangi tekanan pada perekonomian nasional. Selain itu, peningkatan cadangan devisa juga akan berdampak positif pada stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan.
"Tekanan terhadap perekonomian akibat wabah setidaknya tidak bertambah berat apabila rupiah juga melemah dan terjadi ketidakstabilan sistem keuangan," tutur Piter saat dihubungi, Senin (8/6).
Setidaknya peningkatan cadangan devisa terjadi karena adanya utang luar negeri (ULN) pemerintah dan aliran modal asing yang dikonversikan ke rupiah oleh bank sentral. Peningkatan cadangan devisa sejatinya cerminan dari upaya pemerintah dalam penerbitan surat berharga negara (SBN) dan derasnya aliran modal asing yang masuk.
"Itu kemudian menyebabkan penguatan IHSG dan nilai tukar rupiah. Aliran modal asing yang masuk itu juga disebabkan adanya kepercayaan investor baik global ataupun domestik terhadap perekonomian kita," pungkas Piter.
Dihubungi terpisah, ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, meningkatnya cadangan devisa pada Mei 2020 ditopang oleh aliran modal asing yang masuk ke pasar obligasi dan saham Indonesia senilai US$1,16 miliar. Dari jumlah itu, US$611 juta di antaranya masuk melalui pasar obligasi dan US$552 juta masuk ke pasar saham.
Masuknya investor asing itu juga tecermin dari pergerakan rupiah yang sejak Mei 2020 menguat hingga 1,83% ke level Rp14.610 per dolar AS.
"Di sisi lain, kenaikan ini juga didorong oleh penarikan utang luar negeri serta penempatan valas oleh perbankan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia menarik ULN setelah pada bulan sebelumnya menerbitkan global bond dalam rangka pembiayaan APBN yang diperkirakan akan mendorong stimulus perekonomian Indonesia," kata Josua.
Peningkatan cadangan devisa tersebut, lanjut dia, mengindikasikan kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II tahun 2020 diperkirakan akan membaik dari NPI kuartal sebelumnya yang tercatat defisit US$8,54miliar. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved