Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Penyuluh dan Petani Manfaatkan Wabah Korona, Genjot Pangan Lokal

Mediaindonesia.com
24/4/2020 13:10
Penyuluh dan Petani Manfaatkan Wabah Korona, Genjot Pangan Lokal
Insert: Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.(DOK KEMENTAN)

Pandemi Covid-19 yang kian menjadi tidak hanya membatasi ruang gerak dan aktivitas masyarakat tetapi juga memengaruhi kondisi ekonomi yang akhirnya mengurangi kemampuan masyarakat untuk memperoleh pangannya.

Pemerintah berupaya keras agar masyarakat tetap memperoleh kebutuhan pangan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam berbagai kesempatan masalah pangan tidak boleh lengah dan masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan pangan.

“Masyarakat jangan cemas dengan bahan pokok nasional selama menghadapi Covid-19, bulan suci Ramadan hingga hari raya lebaran 2020 mendatang. Hitungan neraca pangan kita cukup. Sebelas kebutuhan pokok kita seperti daging, beras, cabai, jagung dan minyak cukup. Hanya ada 3 yang bersoal yaitu daging, gula, dan bawang putih,” ujar Mentan Syahrul.

Terkait arahan Mentan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menuturkan menyikapi masa pandemi covid-19 yang belum bisa kita pastikan kapan berakhirnya, sektor pertanian sebagai sumber utama pangan tidak boleh ikut melemah.

“Pertanian harus tetap kuat, apapun yang terjadi pertanian tidak boleh berhenti. Justru di kondisi ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan khususnya bagi unsur penggerak seperti pelaku utama dan pelaku usaha pertanian,” ujar Dedi.

Lebih lanjut dikatakan Dedi saat memaparkan di acara 'Mentan Sapa Petani' pada Jumat (24/4), dari 11 komoditas bahan pokok yang rentan yaitu gula, bawang putih, dan daging sapi. Petani bisa manfaatkan peluang ini untuk menggenjot produksi pangan varietas lokal, tentunya dengan pendampingan dari para penyuluh pertanian yang ada di Kostratani.

“Awal wabah covid-19 pasokan bahan baku ke dalam negeri sempat mengalami hambatan karena ada beberapa negara pengimpor yang memberlakukan lockdown. Kondisi ini menjadi tantangan dan peluang untuk penyuluh dan petani kita menggenjot produksi pangan lokal. Apalagi negara kita negara yang tropis, subur, dan agraris. Seperti contohnya kelapa yang di mana saja bisa tumbuh, dan dibuat menjadi gula aren pengganti gula putih bahkan lebih sehat. Bawang putih varietas lokal kita yang rasanya justru lebih enak. Umbi-umbian pengganti karbohidrat yang justru lebih sehat dan masih banyak lainnya,” tegas Dedi.

Menurutnya, di masa kondisi covid-19 ini tak jarang masyarakat justru beralih mengonsumsi pangan lokal karena terbukti lebih sehat, alami, dan tanpa efek samping. Seperti tanaman herbal empon-empon yang terdiri dari kunyit, sereh, temulawak, jahe, secang kini menjadi primadona karena mampu meningkatkan imunitas tubuh dan melawan covid-19.

Ada lagi tanaman jeruk lemon lokal yang kini menjadi incaran masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan virus. “Lemon lokal tidak kalah dengan lemon impor, airnya banyak, rasanya enak, dan harganya lebih murah dibandingkan dengan lemon impor dan masih banyak pangan lokal lainnya yang menjadi peluang usaha pertanian dan masih banyak pangan lokal lainnya,” pungkas Dedi.

Selain itu, Dedi juga meminta kepada petani khususnya petani milenial agar terus mengejar peluang ini. “Manfaatkan peluang dari hulu hingga hilirnya. Dari tanam hingga meja makan. Kejar produksi dengan teknik dan cara yang modern, kejar distribusinya dengan manfaatkan teknologi online sistem, dan kembangkan usaha olahan pangannya jadi panganan sehat yang bisa dikonsumsi masyarakat terutama di masa covid-19 seperti ini. Ayo penyuluh dorong petani kita genjot pangan lokal,” ajak Dedi.

Terlebih saat ini petani milenial sudah banyak berinovasi mengembangkan usaha taninya dalam hal distribusi produk pertanian melalui online sistem sehingga masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan pangan.

Dedi berharap penyuluh dan petani bisa bergerak bersama meningkatkan produksi pangan lokal. “Saya berharap Penyuluh dan petani genjot produksi pangan lokal untuk gantikan pangan impor dan khususnya saya juga minta ke Duta Petani Milenial yang merupakan start up pertanian di seluruh wilayah di Indonesia agar gencar mendistribusikan produk pangan lokal unggulan di wilayahnya dengan metode modern dan mudah didapat masyarakat,” tegas Dedi Nursyamsi. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya