Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Momentum Buah Lokal Rajai Pasar di Tengah Pandemi Covid-19

Mediaindonesia.com
09/4/2020 10:38
Momentum Buah Lokal Rajai Pasar di Tengah Pandemi Covid-19
Buah lokal mulai merajai pasar lokal.(DOK KEMENTAN)

Pandemi Covid-19 yang merebak ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia telah membuat aktivitas perdagangan turut tertekan. Namun Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo tetap optimistis bahwa komoditas pertanian Indonesia bisa tetap stabil. 

Bahkan sejak diumumkan pertama kali adanya kasus infeksi Covid-19 pada awal Maret 2020 lalu, komoditas hortikultura khususnya permintaan sayur dan buah segar mengalami peningkatan. 

Di sisi lain, penjualan produk buah impor seperti jeruk, lengkeng, apel dan pir justru mengalami penurunan akibat terganggunya distribusi yang berdampak pada lonjakan harga di dalam negeri. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai toko buah di Jakarta, penjualan buah impor menurun drastis, khususnya buah asal Tiongkok.

Baca Juga: Dari Sorong, Mentan Syahrul Ekspor Buah Merah ke Cekoslovakia 

Sejak Januari hingga Februari saja, omset penjualan buah impor seperti jeruk santang dan jeruk sunkis mengalami penurunan hingga 45%-60%. Berkurangnya pasokan buah impor yang diikuti dengan lonjakan harga menjadi peluang bagi buah lokal untuk mengisi pasar.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, saat dikonfirmasi menyebut kondisi pandemi Covid-19 ini berdampak langsung terhadap impor buah-buahan asal Tiongkok seperti jeruk, lengkeng, apel, dan pir. 

“Jumlahnya menurun tajam. Berdasarkan data BPS, impor buah-buahan pada bulan Februari pada tahun 2020 sebanyak 14,5 ribu ton. Turun 45% dibandingkan impor di bulan sebelumnya. Kalau dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah turun hingga 54%,” ujar Liferdi, Rabu (8/4).

Baca Juga: Hasil Ekspor Pertanian Indonesia Meningkat 24,35 Persen

Menurutnya, kondisi tersebut justru membuka peluang besar bagi buah-buahan lokal untuk mengisi pasar, menggantikan buah impor.  “Buah-buahan lokal musiman seperti manggis, duku, alpukat,buah naga, jeruk saat ini sedang panen. Bahkan buah-buahan semusim seperti pisang, jambu biji, papaya, salak, semangka, dan melon terus berbuah sepanjang tahun,” ungkap pria asal Minang ini. “Ketersediaan buah-buah lokal secara umum mencukupi,” tambahnya. 

Saat ini buah-buahan yang mengalami lonjakan permintaan diantaranya jambu biji, jeruk lemon dan alpukat.  “Buah-buahan tersebut dikenal kaya serat, vitamin C,E, dan antioksidan. Bagus untuk daya tahan tubuh sehingga mampu menangkal virus korona. Disinyalir sekitar 85% yang positif korona tidak menunjukkan gejala karena memiliki imunitas yang baik,” tambahnya.

Buah-buahan tersebut banyak diproduksi oleh petani-petani lokal. Jambu biji merah banyak menyebar di daerah Bogor, Sukabumi, Majalengka, Cirebon, Kuningan. ''Sedangkan untuk jeruk lemon banyak diproduksi oleh petani dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan daerah lainnya di Jawa Timur,” bebernya.

Baca Juga: Mentan SYL Dukung Pengembangan dan Ekspor Buah Indonesia

Lebih lanjut Liferdi menjelaskan, bahwa di tengah pandemi Covid-19, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan ketersediaan buah-buahan lokal. 

Saat ini permintaan terhadap star up mengalami peningkatan yang signifikan. “Pasar online ini tidak semua punya akses langsung ke petani, oleh karena itu, kami akan siapkan sistem informasi peta ketersediannya,” tandasnya. 

Ditambahkan Liferdi, sejak 2006 Kementerian Pertanian telah fokus melakukan pengembangan buah-buahan unggulan di Indonesia. Kegiatannya meliputi pengembangan kawasan, pendampingan penerapan budidaya sesuai dengan kaidah GAP/SOP, fasilitasi sarana pascapanen hingga pengolahan. 

Berdasarkan data BPS, tren produksi buah-buahan lokal pada kurun waktu 4 tahun terakhir terkonfirmasi mengalami peningkatan. Pada 2019 produksi buah-buahan lokal mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8% dibanding 2018.

 “Hampir semua jenis buah lokal meningkat produksinya. Alhamdulillah tahun ini malah diikuti dengan peningkatan permintaan pasar. Semoga membawa berkah buat petani buah di seluruh Indonesia,” jelas Liferdi.

Dihubungi terpisah, petani sekaligus pelaku usaha jeruk Lemon asal Pengalengan Bandung, Saleh Suryadi mengatakan bahwa  situasi Pandemi Covid-19 saat ini justru memberikan rejeki lebih buat petani jeruk lemon di daerahnya. 

“Permintaan jeruk lemon meningkat terutama dari Jakarta. Dari kelompok tani saya saja tiap minggu bisa kirim 3-5 ton, itu belum dari kelompok tani yang lain,” ungkap Saleh. Disiinggung soal harga, Saleh mengaku saat ini tidak kurang dari Rp15 ribu per kilogram. 

“Biasanya mah harga jual rata-rata 6 hingga 8 ribu per kilo. Berkah lah buat petani buah khususnya lemon,” ungkapnya semangat.

Saleh yang juga Ketua Kelompok Wijaya Tani tersebut menuturkan, kondisi pandemic Covid-19 malah menjadikan para petani lebih bersemangat untuk merawat tanamannya. Saat ini di kelompoknya saja tidak kurang 10 ribu pohon jeruk lemon telah ditanam petani. Saleh memperkirakan untuk seluruh Pangalengan bisa mencapai ratusan ribu tanaman. 

“Peluang pasar yang bagus ini kita tindaklanjuti dengan budidaya yang baik. Tanaman lemon kita pelihara baik-baik mengacu pada standar yang ada. Harapan kami, pemerintah bisa memfasilitasi benih jeruk lemon buat petani di Pengalengan, karena selain tanahnya cocok, prospek pasar juga sangat bagus bahkan mampu bersaing dengan lemon impor,” katanya. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik