Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
Lembaga pemeringkat Moody's Investors Services mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% dari sebelumnya 4,9% di 2020. Revisi ini dipicu merebaknya wabah Covid-19 (virus korona).
Moody's juga merevisi tingkat inflasi Indonesia yang semula 3,8% menjadi 3,9%. Namun, lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat itu menilai kebijakan moneter yang dikeluarkann Bank Indonesia dalam menangani dampak virus korona telah akomodatif.
Dalam laporannya yang bertajuk Global Macro Outlook 2020, Moody's mengatakan dampak dari virus korona akan mengguncang rantai pasokan dan permintaan yang berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi di kwartal pertama 2020.
"Kami merevisi baseline perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 untuk semua ekonomi G-20. Negara-negara ini sebagai kelompok, akan tumbuh sebesar 2,1% pada 2020, 0,3 poin lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya," demikian petikan laporan Moody's yang diterima Minggu (8/3).
Khusus untuk Tiongkok, pertumbuhannya pada 2020 diperkirakan hanya sebesar 4,8%, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,2%. Pun demikian dengan AS, pertumbuhan ekonomi negara adi kuasa itu diprediksi hanya akan tumbuh 1,5%. Angka itu juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,7%.
Selain menyebabkan terganggunya rantai pasokan dan guncangan permintaan, Moody's menilai permintaan domestik juga akan terganggu lantaran merebaknya virus korona. Itu disebabkan karena ketakutan berlebih yang akhirnya mengubah pola konsumsi masyarakat di tiap negara terdampak virus tersebut. (E-3)
Transformasi digital menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah dan membawa Priangan Timur semakin maju serta berdaya saing.
Data ekonomi yang disampaikan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan realita di lapangan.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai target pertumbuhan ekonomi 5,4% dalamĀ Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
Terbukti memberikan resiliensi perekonomian nasional, stimulus akan dilanjutkan pemerintah di semester II 2025.
APINDO dorong penguatan UMKM melalui program AUM, DSC, dan kerja sama pentahelix untuk meningkatkan daya saing usaha lokal di tengah tantangan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved