Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Barata Indonesia (Persero) akan kembali mengekspor suku cadang kereta api yang disebut bogie ke Kongo mulai Maret 2020. Bogie adalah pendukung rangka dasar badan kereta tempat meletakkan gerbong kereta di atasnya.
Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno menjelaskan, negara di Afrika itu merupakan target ekspor potensial bagi PT Barata. Pemerintah Kongo berencana membangun 1600 kilometer jalur kereta api.
"Nanti mungkin bulan depan kita balik lagi ke sana untuk lebih mendalami berapa kilometer panjang pembangunan relnya, permintaannya seperti apa, dan butuh berapa banyak kereta," tutur Fajar dalam pertemuan dengan awak media di acara Ngopi Pagi BUMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2).
Fajar juga menuturkan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan perusahaan BUMN lain yang juga bergerak di bidang industri manufaktur yaitu PT INKA. Kerja sama tersebut dilakukan untuk memperkaya produk manufaktur kebutuhan industri kereta api yang dibutuhkan di negara-negara Afrika.
"Kita ekspor komponen lengkap juga, karena kita bareng dengan INKA. Ada pengiriman manufaktur untuk komponen perkapalan juga. Kita maunya utuh," tambahnya.
Fajar menjelaskan, pasar PT Barata memang mayoritas berada di luar negeri seperti negara-negara Eropa dan Afrika. Untuk kebutuhan domestik sendiri Fajar menuturkan dari total penjualan yang sudah dilakukan oleh PT Barata, sebesar 20% terjual ke dalam negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved