Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BANYAK orang merasa jenama (brand) yang dikembangkannya dalam bisnis tidak berjalan dengan baik, padahal sudah melakukan promosi di media sosial. Bahkan mengeluarkan biaya untuk membayar influencer dengan follower-nya yang banyak namun, tetap saja hasil penjualannya sedikit.
Melihat fakta itu, Konsultan Revenue Branding, Silih Agung Wasesa, menyebut, brand harus dikembangkan secara sistematis. Setidaknya ada 6 hal menurut Silih yang harus diperhatikan.
Keenamnya yaitu; tentukan target market; mengetahui influencer pada target market; memahami hot button (dasar konsumen pengambil keputusan); menyusun konten pesan yang akan disampaikan; memahami konteks; dan memilih channel sebagai media penyampaian pesan.
Silih mencontohkan sepatu merk X yang awalnya tidak begitu laku pada segmen anak SMA, sebab anak SMA tersebut lebih menyukai merk lain.
Dalam situasi seperti ini, kata Silih, pemilik sepatu merk X perlu mengatur strategi untuk mempromosikan produknya.
Baca juga : KAGAMA Inkubasi Bisnis Seri VIi Bahas soal Brand dalam Bisnis
“Dia bisa mencari orang yang berpengaruh atau influencer, misal ketua OSIS yang hobi olahraga dengan cara di-mention melalui media sosial dan diundang ke outletnya,” jelas Silih dalam ajanh KAGAMA Inkubasi Bisnis di Jakarta, Sabtu (25/1).
Si ketua OSIS, lanjut Silih, ditawari untuk membeli sepatu tersebut dengan diskon 30%.
Kualitas sepatu merk X yang bagus dan harganya murah itu, lantas diposting di akun media sosial si Ketua OSIS itu.
“Pemilik sepatu merk X bilang kalau temannya beli sebut nama ketua OSIS dapat diskon 15%. Akhirnya teman-temannya membeli sepatu brand X itu, dan yang sebelumnya membeli merk lain beralih membeli merk X,” tutup Silih.
KAGAMA Inkubasi Bisnis digelar untuk meningkatkan kompetensi alumni UGM, khususnya dalam aspek pengetahuan dan keterampilan bisnis. (RO/OL-7)
Laba bersih BPKH Limited sebesar 3,6 juta Riyal Saudi atau setara Rp15,5 miliar dari modal disetor sebesar 50,01 juta Riyal Saudi yang diterima penuh pada kuartal kedua tahun 2024.
PEKERJA adalah aset utama. Melalui lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif, perusahaan perlu membangun fondasi kokoh bagi pertumbuhan bisnis dan peningkatan kualitas layanan.
Dengan Integrated Foreign Exchange Feature QLola by BRI, Anda bisa mendapatkan cara cerdas untuk menangani transaksi mata uang asing langsung melalui platform digital.
Memilih software bisnis bukan lagi sekadar keputusan operasional, melainkan keputusan strategis yang dapat menentukan arah pertumbuhan jangka panjang bisnis Anda
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Masa pensiun bukan akhir dari produktivitas. Temukan 5 ide bisnis berbasis hobi yang cocok untuk pensiunan dengan Kredit BRIguna Purna dari BRI.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved