Garuda Perlu Dirut yang Bisa Kembalikan Reputasi Perusahaan

Faustinus Nua
10/12/2019 15:45
Garuda Perlu Dirut yang Bisa Kembalikan Reputasi Perusahaan
Pesawat Garuda Indonesia(AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN )

ADANYA berbagai permasalahan baik internal maupun publik yang berujung pada pemberhetian tugas direktur utama dan jajaran direksi lainnya, PT Garuda Indonesia (Persero) membutuhkan sosok pimpinan yang bisa mengembalikan reputasi perusahaan.

Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, untuk jangka pendek, Garuda harus fokus mengembalikan kepercayaan publik.

Pasalnya, permasalahan tersebut bisa mempengaruhi perpektif investor baik untuk Garuda sendiri maupun terhadap perusahaan BUMN lainnya.

"Jadi reputasi harus ditegakkan karena Garuda itu perusahaan terbuka. Perlu ada kepercayaan investor bahwa Garuda akan bergerak ke arah perbaikan," kata dia di sela-sela acara BUMN Go Global, di Jakarta Selasa (10/12).

Untuk mengembalikan reputasi perseroan, tentunya yang dibutuhkan adalah sosok pemimpin atau dirut yang punya track record baik di mata publik.

Baca juga: Penumpang Pesawat Natal dan Tahun Baru Alami Penurunan

Berkaitan dengan hal itu, nama mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan, dinilainya mempunyai kapasitas yang mumpuni.

Pengalaman dan keyakinan publik terhadap sosok Jonan, menurutnya, mampu mengembalikan reputasi perusahaan.

"Kalau buat track record, kan Pak Jonan memang dianggap cukup qualified pada saat dia benahi kereta api. Dari perusahaan rugi ditransformasi jadi perusahaan yang benar-benar ok," imbuhnya.

Akan tetapi, lanjutnya, hal tersebut tergantung pada penilaian Menteri BUMN sendiri. Menurutnya, masih banyak calon dirut yang punya track record bagus dan perlu adanya seleksi yang baik.

Sementara itu, untuk jangka panjang, Toto mengatakan Garuda harus menyehatkan struktur pendapatan maupun biayanya.

"Kan sudah hampir 2-3 tahun mereka situasinya rugi. Bisa nggak sekarang mereka melakukan perbaikan dari sisi pendapatan dengan menambah item pendapatan tidak hanya dari sisi penumpang saja tapi dari sektor logistiknya pendapatan lain-lain yang bisa besar," tuturnya.

Begitu pula dengan biaya perseroan terkait perawatan dan lain-lain. Menurutnya, perlu ada restrukturisasi untuk bisa menekan pengeluaran perusahaan sendiri yang cukup besar.

"Kalau misalnya jumlah pesawatnya bisa lebih simple biaya perawatan busa lebih murah. Terkait bahan bakar fuel bisa nggak dia cari sunber-sumber bahan bakar yang lebih murah," tuturnya.

Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, dia yakin perseroan akan kembali ke jalur bisnis yang baik. Perusahaan juga bisa mendapat keuntungan yang lebih besar dan bisan meningkatkan ekspansi pasarnya secara global. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya