Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENGAMAT pertanian Dwi Andreas menduga volume beras yang mengalami turun mutu di gudang-gudang Perum Bulog mencapai lebih dari 20.000 ton.
Sepanjang tahun ini, perseroan melakukan serapan beras sebanyak 1,1 juta ton. Sementara, stok yang tersimpan sekarang mencapai 2,1 juta ton.
Artinya, ada hampir satu juta ton beras yang pengadaannya dilakukan pada 2018 dan sudah berusia lebih dari satu tahun.
“Jika seperti itu, saya pastikan yang rusak lebih dari 20.000 ton," ujar Dwi di Jakarta, Kamis (5/12).
Baca juga: Beras Rusak Akibat Penyaluran Terlambat
Ia juga menilai banyaknya beras yang mengalami turun mutu karena Bulog terlalu memaksa melakukan serapan sebesar-besarnya. Pada akhirnya, perseroan hanya mementingkan kuantitas dan mengenyampingkan kualitas.
"Ini karena kebijakan pada kepemimpinan menteri pertanian sebelumnya. Bulog dipaksa serap banyak. Akhirnya dapat gabah dan beras yang kualitasnya tidak bagus. Kalau tidak bagus, jangankan setahun, dua bulan saja sudah rusak,” terang Dwi.
Berbeda dengan beras lokal, beras impor memiliki kadar air rendah sehingga lebih tahan lama.
Jumlah stok beras masih akan bertambah, karena pada pekan depan akan tiba beras sebanyak 35 ribu ton
Kalaupun ada kekurangan biasanya Bulog Subdivre Cianjur menutupinya dengan pasokan dari daerah lain
Bulog sebagai institusi pengelolaan persediaan, distribusi, dan pengendalian harga beras, mengambil beberapa langkah.
Selama Januari, Bulog Cirebon sudah menggelontorkan 3.700 ton beras SPHP melalui berbagai jaringan
Penyaluran beras CPP dipastikan sesuai mekanisme, sehingga bantuannya tepat sasaran.
KELANGKAAN beras medium dan premium terjadi selama sepekan terakhir di sejumlah minimarket di Jawa Barat (Jabar). Konsumen terus mendapati kosongnya rak-rak beras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved