Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Garuda Terapkan Strategi Bigger Aircraft untuk Libur Nataru

Faustinus Nua
26/11/2019 13:37
Garuda Terapkan Strategi Bigger Aircraft untuk Libur Nataru
Pesawat Boeing 777-300 ER sesaat setelah mendarat di hanggar 4 GMF, Tangerang(ANTARA FOTO/Lucky R)

PT Garuda Indonesia (persero) menyiapkan armada jelang periode sibuk akhir tahun yakni Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru). Pada periode tersebut, diprediksi akan ada peningkatan penumpang yang signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Secara teknis kemungkinan nataru berlangsung selama 20 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020. Prediksinya, nataru tahun ini kira-kira di tanggal itu. Yang kita siapkan bangun konektivitas salah satunya adalah armada," kata Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah dalam acara Ngobrol Pagi (Ngopi) BUMN, di Jakarta, Senin (25/11).

Untuk mengatasi periode sibuk akhir tahun, Garuda menyiapkan strategi-strategi penting. Menurut Pikri, strategi utama Garuda adalah mengganti pesawat kecil dengan yang ukurannya lebih besar (bigger aircraft) seperti Boeing 777 dan Airbus. Hal ini penting mengingat tingkat efisiensinya lebih tinggi daripada harus menambah armada atau extra flight.

"Bayangkan B737-800 itu hanya berkapasitas 162 seats, kalau kita tambah itu baru 324 seats. Tapi kalau kita bigger-kan dengan B777-300 atau airbus yang 360 seats (A330-900), maka dia double, kalau dengan B777 dia kapasitasnya 393 atau hampir 3 kali lipat," paparnya.

Baca juga: Kebutuhan Pangan Natal dan Tahun Baru Diprediksi Naik 5%

Selain efisiensi pada armadanya, Fikri mengatakan hal itu juga bisa mengatasi tingkat kepadatan di bandara-bandara besar. Menurutnya, apabila dilakukan extra flight terutama pada jam-jam sibuk maka kemungkinan adanya delay sangat besar.

"Nah, selama ini kita berpikir kalau peak season extra flight, akibatnya apa? sekarang itu CGK (Cengkareng) bisa 80 flight. Kalau extra flightnya 5 saja jadi 85 itu agak berat ngaturnya. Apalagi kalau penambahan itu terjadi di jam-jam sibuk, itu bisa menyebabkan delay," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, dari segi angkutan kargo, penggunaan bigger aircraft juga sangat efisien. Pesawat kecil hanya bisa mengangkut sekitar 4 ton kargo, sementara pesawat besar seperti B777 dan Airbus bisa mengangkut hingga 20 ton.

"Kalau kita pakai extra baru nambah 4 ton lagi. Jadi ini strategi yang secara nasional, lebih untung dan efisien," imbuhnya.

Meskipun pihaknya mengandalkan strategi bigger aircraft, hal itu hanya berlaku untuk bandara kecil. Bandara di daerah-daerah yang ukuran kecil tetap menggunakan strategi extra flight. Hal itu juga dipengaruhi tingkat kepadatan bandara di daerah yang tidak seperti badara besar.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya