Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pemerintah akan Maksimalkan Teknologi untuk Dorong Perekonomian

Andhika Prasetyo
13/11/2019 15:30
Pemerintah akan Maksimalkan Teknologi untuk Dorong Perekonomian
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan)(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PEMERINTAH berkomitmen menanggapi serius perubahan teknologi yang kian memberi dampak signifikan terhadap kehidupan manusia terutama di sektor ekonomi dan sosial

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sejak 1970 hingga 2016, Indonesia masih mengandalkan komoditas sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Mulai dari kayu yang kemudian beralih ke minyak bumi, batu bara dan minyak sawit.

Sayangnya, sangat bergantung pada komoditas adalah hal yang tidak baik. Pasalnya produk-produk itu kerap mengalami fluktuasi harga. Ketika harga komoditas turun, otomatis penerimaan negara dari segi ekspor akan jeblok.

Maka dari itu, pemerintah sudah mulai mengubah kebiasaan dari menjual komoditas menjadi barang dengan nilai tambah dengan sentuhan teknologi.

"Minyak sawit tidak lagi dijual secara mentah sebagai crude palm oil. Komoditas itu ditingkatkan levelnya menjadi B20 bahkan segera berubah ke B30," ujar Luhut di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11).

Di luar itu, serangan teknologi juga menciptakan model-model bisnis baru seperti perusahaan digital. Gojek, Tokopedia, Bukalapak adalah beberapa contoh nyata yang ada di Indonesia.

Mereka bisa membuka lapangan kerja dalam jumlah besar dan mengubah sistem perdagangan serta logistik secara signifikan.

"Ini yang ingin saya tekankan. Sekarang, anak 25 tahun, Farid (Naufal Aslam) sudah bisa dapat pendanaan US$10 juta. Dulu saya 25 tahun masih gendong ransel di kopasus, terjun di daerah operasi. Jadi di sini ada perubahan besar yang harus disikapi secara serius," tuturnya.

Farid adalah CEO Aruna, platform e-commerce untuk menjual produk-produk perikanan dan kelautan hasil tangkapan dan produksi nelayan lokal. Berdiri sejak 2016, Aruna kini telah bermitra dengan 5.073 nelayan di 17 Provinsi di Indonesia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya