Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Harga Gas Industri Batal Naik Rugikan Investor

(RO/E-3)
05/11/2019 07:00
Harga Gas Industri Batal Naik Rugikan Investor
HARGA GAS INDUSTRI: Pemandangan tempat penampungan bahan bakar gas di Tanjung Sekong, Banten,( ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Pembatalan rencana penaikan harga gas industri PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dinilai pelaku pasar modal bakal semakin memperbesar ketidakpastian investasi dalam pengembangan infrastruktur gas nasional, termasuk menekan bisnis perseroan.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menilai pembatalan rencana PGN tersebut juga merugikan investor di pasar modal. Pasalnya, ruang ekspansi bagi perusahaan pelat merah ini untuk melakukan aksi korporasi juga semakin terbatas. Di lain pihak, harga gas industri yang berlaku saat ini tidak pernah naik sejak 2013.

Dia menambahkan bisnis PGN ialah capital intensive pembangunan infrastruktur gas, yang berarti perlu pendanaan besar. Kalau terus mengandalkan liabilitas saja, tentu tidak sehat sehingga perlu diimbangi ekuitas yakni laba (retained earning).

"Beban produksi, usaha, dan bahkan beban keuangan mengalami kenaikan tiap tahun. Kalau tidak ada penyesuaiaan dengan menaikkan harga jual, enggak sehat. Bagaimana bisa tumbuh cepat kalau kesempatan untuk tumbuh dibatasi," jelas Marolop di Jakarta, Minggu (3/11).

Harga gas industri di Indonesia berkisar US$10-US$11 per mmbtu. Harga itu jauh lebih rendah daripada harga gas di Vietnam dan Tiongkok. Bahkan, jika dibandingkan dengan harga gas rumah tangga yang berkisar Rp6.000 per meter kubik (m3), harga gas industri hanya Rp4.000 per m3.

Harga gas bumi yang tidak mencapai tingkat keekonomian ini pada akhirnya berimbas pada kinerja PGN. Pasalnya, mayoritas pengguna gas PGN ialah sektor industri.

Sampai kuartal III 2019, laba bersih PGN terkoreksi 47,1% menjadi US$129,1 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebesar US$244,3 juta. Pekan lalu, saham PGN di Bursa Efek Indonesia tergerus 20,9% ke level Rp1.850 per saham.

Ekonom Defiyan Cori menilai tekanan Kadin terhadap pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga gas industri menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia lemah dan belum efisien.

"Mestinya kenaikan harga energi seperti ini sudah menjadi bagian dari mitigasi risiko bisnis sehingga telah diantisipasi sejak awal," ujar Defiyan. (RO/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya