Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut realisasi penyaluran beras untuk Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) per 31 Oktober 2019, baru mencapai 42.000 ton atau 6% dari target alokasi yang ditetapkan.
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas itu mengaku pesimistis lembaganya bisa mencapai target penyaluran beras untuk BPNT sebesar 700.000 ton hingga akhir tahun 2019.
“Kan baru satu bulan (penyaluran berasnya), baru 6% dari target. Paling maksimal hingga akhir tahun 160.000-an ton dari target 700.000 ton,” kata Buwas dalam diskusi yang digelar Kementerian BUMN Jakarta, kemarin.
Rendahnya jumlah penyaluran beras BPNT tersebut, sambungnya, tak lepas dari banyaknya penolakan di lapangan terhadap program pemerintah untuk masyarakat tidak mampu tersebut.
Tantangan Bulog untuk menyalurkan beras BPNT yang diberi nama Beras Sejahtera (Rastra) salah satunya dipicu anggapan masyarakat yang menyebut beras Bulog berkualitas rendah, bau, dan berkutu.
Selain itu, Buwas mengungkapkan masih adanya mafia penyalur. Modus yang digunakan ialah dengan menukar beras Bulog dengan beras lain yang kualitasnya lebih rendah ke kantung beras berlogo Bulog.
Sebelumnya, Mantan Kepala BNN tersebut mengungkapkan bahwa karung beras berlogo Bulog dijual bebas di situs daring dengan harga Rp1.000 per karung.
Akibatnya, masyarakat penerima bantuan terkecoh dan mengira bahwa beras bermutu rendah yakni bau, berkutu, dan kusam ialah beras dari Bulog.
Dengan kondisi tersebut, Bulog pun kesulitan menembus segmen pasar BPNT karena citra produk beras yang tidak bermutu tersebut.
Untuk menggenjot tingkat penyalurannya, pihaknya telah menyiapkan rencana pelibatan toko-toko e-commerce, para ketua RT/RW, hingga Pramuka. Pelibatan mereka sekaligus untuk menjamin penyaluran beras BPNT itu tepat sasaran kepada masyarakat penerima manfaat. (Ifa/Ant/E-2)
Jumlah stok beras masih akan bertambah, karena pada pekan depan akan tiba beras sebanyak 35 ribu ton
Kalaupun ada kekurangan biasanya Bulog Subdivre Cianjur menutupinya dengan pasokan dari daerah lain
Bulog sebagai institusi pengelolaan persediaan, distribusi, dan pengendalian harga beras, mengambil beberapa langkah.
Selama Januari, Bulog Cirebon sudah menggelontorkan 3.700 ton beras SPHP melalui berbagai jaringan
Penyaluran beras CPP dipastikan sesuai mekanisme, sehingga bantuannya tepat sasaran.
KELANGKAAN beras medium dan premium terjadi selama sepekan terakhir di sejumlah minimarket di Jawa Barat (Jabar). Konsumen terus mendapati kosongnya rak-rak beras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved