Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
AIRNAV Indonesia terus berupaya memaksimalkan layanan navigasi di seluruh bandara di Tanah Air.
Pada tahun ini, satu-satunya perusahaan sistem navigasi di Indonesia itu mengalokasikan biaya sebesar Rp2,6 triliun untuk meningkatkan dan memperbarui sistem pemandu arah.
Jumlah tersebut lebih besar dari investasi yang ditanamkan pada 2018 yang hanya Rp1,9 triliun.
Sekretaris Perusahaan Airnav Indonesia Novy Pantaryanto mengungkapkan biaya tersebut digunakan untuk 290 program peningkatan layanan navigasi baik di bandara-bandara besar maupun perintis.
Salah satu peningkatan program dilakukan di Yogyakarta International Airport (YIA).
Baca juga : AirNav Perkuat Sistem Navigasi Kertajati
Lapangan terbang yang baru diresmikan Mei lalu itu kini sudah memiliki Performance Based Navigation (PBN).
PBN merupakan prosedur pengaturan navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi berbasis satelit.
Dengan fasilitas tersebut, pengaturan lalu lintas penerbangan menjadi lebih presisi dan efisien.
"Pesawat bisa bergerak ke bandara tujuan dengan sangat presisi, sesuai dengan jalur yang ditentukan. Dengan auto pilot pun, pesawat bisa sampai dengan sendirinya. Pesawat akan belok sendiri, turun sendiri, mengatur ketinggian sendiri. Sejak awal pembangunan YIA, kontrol navigasi itu sudah kami siapkan," ujar Novie di Yogyakarta, Rabu (16/10).
Sedianya PBN telah diterapkan di bandara-bandara besar di Tanah Air seperti di Soekarno Hatta, Tengerang dan I Gusti Ngurah Rai, Bali, karena sudah menjadi standar sistem pelayanan navigasi penerbangan internasional.
Selain itu, perseroan sejak Agustus lalu juga telah mengoprasikan menara Air Traffic Control (ATC) baru di YIA.
Di bandara itu, Airnav memberikan jenis layanan aerodrome control tower (ADC) untuk pesawat yang lepas landas dan mendarat. Adapun, untuk kendali di ruang udara Yogyakarta, dengan ketinggian 2.000 sampai dengan 24.500 kaki, akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto yang telah dilengkapi Radar Surveillance dengan coverage hingga radius 210 nautical miles.
Tower ATC YIA dilengkapi peralatan navigasi modern seperti desk control, radio VHF main dan standby, Aeronautical Fixed Telecommunication Network, Automatic Weather Observation System dan Very Small Aperture Terminal (VSAT).
"Semua sudah diuji coba dan sampai sekarang beroperasi dengan baik. Bahkan untuk fasilitas dan standard operation procedure/manual of standard, YIA telah mendapatkan sertifikasi Civil Aviation Safety Regulation 171 & 172 dari Kementerian Perhubungan," tutur Novy.
Selain memberikan perhatian pada peralatan, Airnav juga mendorong peningkatan kualitas pada sumber daya manusia di lingkungan perusahaan.
Baca juga AirNav Bangun Sistem Navigasi Baru di Bandara Kertajati
Novy memastikan seluruh personel layanan navigasi sudah memiliki kemampuan mumpuni.
"Semua personel sudah dibekali pelatihan secara komprehensif mengenai segala hal yang menunjang kegiatan operasional," ungkapnya.
Untuk membangun seluruh sistem layanan navigasi yang maksimal di YIA, Airnav menggelontorkan biaya investasi sekitar Rp100 miliar.
Jika trafik penerbangan di bandara yang terletak di Kulonprogo itu semakin padat, perseroan mengaku siap menanamkan modal tambahan agar pelayanan dapat terus berjalan optimal.
Saat ini, Airnav mencatat terdapat 26 pergerakan pesawat baik yang lepas landas maupun mendarat di YIA per hari. Novy menyebut bandara itu memiliki kapasitas hingga lebih dari 300 pergerakan pesawat per hari. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved