Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memprakirakan curah hujan baru akan turun pada November 2019. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap data ilmiah tersebut dijadikan patokan oleh para pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah.
Dengan kemarau panjang dan esktrim seperti ini, lanjut dia, pemerintah harus benar-benar harus detail dan jeli melihat ketersediaan bahan pokok. Kemudian juga pantauan atas harga harus dilakukan secara sungguh-sungguh.
"Curah hujan kita baru diperkirakan BMKG dan ini ilmiah November. Artinya musim tanam kita mundur. BMKG berulang kali sudah mengingatkan bahwa ini adalah kemarau atau El Nino yang terpanjang, ekstrim. Paling tidak diperkirakan sama dengan Tahun 2015," kata Enggar di Batu, Malang, Jawa Timur, Jumat (4/10).
Ia menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Hadir pula Dirjen PDN Suhanto, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Wakil Kepala Satgas Pangan Kombes Helfi Assegaf, dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Enggar menambahkan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo, maka semua pihak harus mengacu pada data tunggal dari Biro Pusat Statistik (BPS). Sebelumnya, ada empat kementerian/lembaga yang berbeda dalam urusan beras, yakni Kementerian Perdagangan, Perum Bulog, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Nah, jangan kita berpolemik. Undang-undang dan kemudian perintah Bapak Presiden data tunggal yang kita pegang, yaitu data BPS," cetusnya.
Dalam sambutannya, menteri asal Partai NasDem itu juga mengingatkan kepada kepala daerah dan kepala dinas untuk terus menyikapi perkembangannya masa tanam yang mundur agar jangan sampai ada keterlambatan pasokan.
"Di beberapa daerah mungkin masih ada surplus. Saya sudah titip kepada kepala dinas agar yang surplus diberi tahu kemudian perkiraan defisitnya juga mereka beri tahu. Dan tidak boleh ada larangan perdagangan antar pulau, antar kabupaten. Ini NKRI bukan negara federal," tegas dia.
baca juga: Kelas Rawan Ambruk, Murid Dipindah
Ia juga menitipkan beras medium di pasar tradisional agar tetap tersedia. Kalau tidak, angka kemiskinan akan meningkat, dan (daya beli) purchising power masyarakat akan menurun. Menurut dia, Bulog memiliki pasokan yang cukup terkait beras medium. Oleh karena itu, sebaiknya Bulog segera melakukan operasi pasar manakala harga beras medium telah melonjak dari harga yang ditentukan.
"Jangan pernah mengambil risiko dengan urusan perut rakyat," pungkasnya. (OL-3)
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar pengusaha penjual beras menjual beras dengan standar yang berlaku.
Pemerintah memastikan bantuan pangan beras mulai disalurkan pada Juli ini.
Beras tidak Sesuai Regulasi, Kementan: Rugikan Konsumen hingga Rp99,35 Triliun
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah sedang menggalakkan program ketahanan pangan, namun masih ada oknum mafia yang mencoba mempermainkan situasi.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bantuan pangan beras untuk periode Juni-Juli 2025 siap disalurkan kepada 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP).
Pengangkatan Ahmad Rizal tercantum dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK 192/MBU/07/2025 tanggal 3 Juli 2025.
Letjen TNI Novi Helmy memutuskan untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI
KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah resmi melakukan pergantian Direktur Utama Perum Bulog.
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved