Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pembiayaan BTPN Syariah Capai Rp8,54 T

Hde/E-1
23/9/2019 23:15
Pembiayaan BTPN Syariah Capai Rp8,54 T
BTPN Syariah mendampingi dan memberikan kredit kepada UKM sehingga bisa berkembang.(MI/HERYADI)

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang sehat sebesar 24% dari Rp6,87 triliun menjadi Rp8,54 triliun pada Semester I 2019.

Rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) sebesar 1,34%, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya sebesar 1,65%.

Pertumbuhan yang sehat serta berkelanjutan ini merupakan buah dari konsistensi perusahaan untuk fokus melayani keluarga prasejahtera produktif sejak 2010.

"Kami terus fokus melayani keluarga prasejahtera produktif Indonesia. Bersama-sama, mengupayakan agar mimpi nasabah kami dapat terwujud lebih cepat dengan cara yang tepat", ujar Ratih Rachmawaty, Direktur Utama BTPN Syariah.

Total aset BTPN Syariah tumbuh 30% menjadi 13,94 triliun dari 10,73 triliun dan dana pihak ketiga mencapai 8,88 triliun, tumbuh 27% dari 7,02 triliun. Rasio kecukupan modal berada di posisi 39,4% Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp610 miliar, tumbuh 36% dari Rp449 miliar (year on year).

Faidah Nurul Hidayah, warga asrama Polri Purwodinatan, Semarang menjelaskan pembiayaan dan pendampingan yang diperolehnya dari BTPN Syariah membuat ibu dua anak ini bisa mengembangkan usaha bawang goreng. Dari pinjaman awal sebesar Rp1,5 juta, kini Ida--begitu panggilannya--bisa memperoleh pinjaman Rp25 juta karena usahanya terus berkembang.

''BTPN tidak hanya memberikan kami pinjaman, tetapi juga melatih kami cara mengelola keuangan," ujar pemilik usaha bawang goreng Idaman itu.

Kini Ida mampu menghabiskan 20-30 kilogram bawang mentah. Dia juga memperkerjakan warga sekitar sebagai upah pengupas bawang.

Sementara itu , berbekal pembiayaan dari BTPN Syarah sebesar Rp15 juta, Sukempi Nugraheni bisa mengembangkan usahanya dari percetakan bertambah menjadi toko sembako. Usaha terbut dikelola bersama suaminya, Fekih Asrori. "Omzet toko sembako kami sekitar Rp1 juta per hari. Kami sisihkan Rp70 ribu untuk cicilan," ujarnya. (Hde/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya