Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DIREKTUR Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku telah mengumpulkan sejumlah bukti terkait kejahatan yang dilakukan oknum-oknum penyalur beras dalam program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Pria yang akrab disapa Buwas itu mengaku telah mendapati sejumalh karung kemasan beras milik Bulog yang diperjualbelikan secara ilegal.
"Karung-karung itu kemudian diisi beras yang bukan milik Bulog. Diisi beras yang jelek. Jadi ini memfitnah Bulog. Orang jadi berpikiran beras Bulog jelek," ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Jumat (20/9).
Baca juga: Jadi Penyuplai BPNT, Bulog Tetap Rangkul Swasta
Ia menduga ada oknum yang sengaja menjalankan modus penjualan karung beras Bulog sekaligus pengoplosan untuk mengelabui masyarakat penerima bantuan.
Tujuannya agar mereka tidak menggunakan beras yang diproduksi perseroan. Bahkan, menurut hasil pemantauan di lapangan, ada 32 kasus yang tersebar di berbagai daerah yang menggunakan modus tersebut.
Adapun, kerugian yang ditimbulkan akibat praktik penipuan itu bisa mencapai Rp30 ribu per keluarga atau seperempat dari besaran bantuan BPNT yang mencapai Rp110 ribu per keluarga penerima manfaat.
Kendati demikian, Buwas masih enggan menyebut di daerah mana saja modus tersebut dijalankan dan berapa banyak keluarga yang menjadi korban kejahatan itu.
"Ini kan proyek besar. Ada uang yang besar. Jadi mainnya tidak hanya di Jawa, tapi beberapa pulau, di beberapa wilayah. Ada banyak tapi nanti saja saya bukanya. Kalau sekarang bocor, nanti mereka berhenti. Nanti bersama Satgas Pangan kita buktikan," tegasnya. (Pra/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved