Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan hasil tambang atau smelter di Gresik.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan smelter akan berproduksi mulai 2023.
“Smelter akan berproduksi 2023,” kata Tony Wenas, saat meninjau lokasi pembangunan smelter di Java Integrated Industrial and Port Estate atau JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (24/8).
Smelter dibangun di lahan seluas 100 hektare di kawasan industri JIIPE dengan total biaya mencapai US$3 miliar. Pembiayaan pembangunan dapat diperoleh dari sindikasi perbankan.
“Sindikasi bank yang terdiri dari 11 bank asing dan dalam negeri sudah menyatakan bersedia mendanai pembangunan smelter tersebut. Akhir September urusan pendanaan rampung,” kata Wakil Direktur Utama Freeport Orias Petrus Moedak dalam kesempatan yang sama.
Dapat dikatakan bahwa pembiayaan dari sindikasi perbankan ialah yang pertama kali dilakukan perusahaan sejak berdiri.
Sekarang pembangunan smelter mencapai tahap pematangan lahan. Untuk konstruksi, Freeport memercayakannya kepada Chiyoda dan Autotec. Chiyoda akan mengadakan semua peralatan dan bahan dari sumber global sebagai bagian dari lingkup Pekerjaan EPC mereka.
Komponen utama untuk proses (flash smelting furnace, flash converting furnace, slag concentrator, anode furnace, dan anode casting wheel) akan dipasok Outotec melalui fasilitas pabrikan globalnya,
Smelter di Gresik itu akan memproses dan memurnikan 2,0 juta metrik ton per tahun konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia di Timika, Papua
“Jika sudah berproduksi, smelter menghasilkan sekitar 550 ribu ton katoda tembaga per tahun. Ini menjadi smelter terbesar di dunia dan bisa mengguncang pasar katoda tembaga dunia,” tutur Tony Wenas.
Selain katoda tembaga, pemurnian konsentrat menghasilkan logam mulia, silika besi, asam sulfat, dan gypsum.
“Semuanya untuk pasar domestik dan ekspor,” tambah Tony.
Margin Rendah
PT Freeport Indonesia juga memiliki saham 25% di PT Smelting di kawasan Petrokimia Gresik, Jawa Timur. PT Smelting yang memulai produksi komersialnya pada 1999 itu menghasilkan 300 ribu ton katoda tembaga. Lebih banyak katoda tembaga diekspor ketimbang diserap industri dalam negeri.
Menurut Bouman Tiroi Situmorang, salah satu manajer PT Smelting, smelter konsentrat tembaga merupakan bisnis dengan margin rendah. Namun, smelter tetap dibangun karena itu merupakan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Minerba.
“Bisnis tambang yang lebih diuntungkan jika dibandingkan dengan bisnis smelter,” kata Bouman saat menerima kunjungan PT Freeport Indonesia di lokasi PT Smelting di Gresik, Jatim, Sabtu (24/8).
Agar bisnis smelter lebih menguntungkan, baik Bouman maupun Tony Wenas berharap industri hilir tumbuh. Industri hilir yang menyerap katoda tembaga, antara lain industri kabel listrik dan perakitan atau perlengkapan elektronik.
Jika mobil listrik kelak dibuat di Indonesia, industrinya juga akan menyerap katoda tembaga. (E-1)
Smelter Merah Putih milik PT Ceria yang berlokasi di Wolo, Kabupaten Kolaka, untuk pertama kalinya berhasil memproduksi ferronickel.
Smelter Merah Putih PT Ceria mengusung teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA.
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto meresmikan smelter emasĀ Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan smelter atau fasilitas pemurnian emas milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, pada Senin (17/3).
Pemerintah terus mendorong program hilirisasi nikel sebagai bagian dari strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita.
Harli memerinci korporasi apa saja yang dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved