Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa Indonesia bisa saja membalas perlakuan tidak adil Uni Eropa yang akan mengenakan bea masuk 8%-18% untuk produk biodiesel Tanah Air.
“To be fair, tentu kita juga akan terapkan tarif yang sama untuk produk mereka. Tinggal tunggu waktu saja,” ujar Enggartiasto di Jakarta, Minggu (11/8)
Salah satu komoditas asal benua biru yang berpotensi dinaikkan bea masuknya ialah produk susu.
Mendag telah mengumpulkan para importir produk susu dan meminta mereka mencari sumber dari negara lain, seperti Australia, Selandia Baru, atau Amerika. “Ini ialah sebuah pesan yang sangat kuat. Kalau mereka mengenakan bea masuk tinggi dengan alasan yang sesuai, kita akan terima. Namun, kalau mengada-ada, kita tidak mungkin diam,” tegasnya.
Sebelumnya, Komisi Eropa telah mengajukan usulan bea masuk sekitar 8%-18% untuk produk biodiesel dari Indonesia. Usulan itu didasarkan pada dugaan adanya pemberian subsidi oleh pemerintah Indonesia terhadap industri biodiesel sehingga memiliki harga jual yang rendah.
Rencananya kebijakan itu akan diterapkan pada 6 September 2019, tetapi baru bersifat sementara. Secara wajib, diproyeksikan mulai berlaku pada 4 Januari 2020.
Bea masuk diberlakukan bagi biodiesel produksi Ciliandra Perkasa sebesar 8%, Wilmar Group 15,7%, Musim Mas Group 16,3%, dan Permata Group sebesar 18%.
Presiden Joko Widodo telah bertemu PM Malaysia sebagai langkah pendekatan ke sesama negara ASEAN yang juga merupakan penghasil produk-produk sawit. Hasilnya, kedua negara sepakat untuk berkomitmen menghadapi diskriminasi produk-produk sawit dari kedua negara.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mendukung langkah pemerintah Indonesia dan Malaysia itu. (Pra/*/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved