Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PEMERINTAH menargetkan peningkatan ekspor sebesar 65% ke Cile setelah Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Cile (IC-CEPA) berlaku efektif pada 10 Agustus mendatang.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan kedua negara pada 2018 tercatat sebesar US$274,1 juta. Dari jumlah tersebut, Indonesia menikmati surplus sebesar US$43,87 juta. Artinya, nilai ekspor Indonesia sekitar US$160 juta dan impor sebesar US$115 juta.
Prediksi setelah lima tahun pasca IC-CEPA, total perdagangan Indonesia-Cile meningkat menjadi US$369,2 juta pada tahun kelima perjanjian.
“Dalam lima tahun ke depan, kami harapkan ada tambahan ekspor US$104 juta. Itu target yang cukup moderat,” ujar Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini di kantornya di Jakarta, Senin (5/8).
Kegiatan perdagangan kedua negara sangat berpeluang terdongkrak karena di dalam IC-CEPA, Indonesia akan menikmati penurunan bea masuk sampai 0% untuk 7.669 pos tarif ke negeri itu.
Sebanyak 6.704 di antaranya akan langsung mendapatkan bea masuk 0% pada 10 Agustus 2019. Adapun 965 pos tarif akan dihapus bertahap hingga 6 tahun ke depan. Sebaliknya, salah satu negara Amerika Latin itu akan mendapatkan bea masuk 0% untuk 9.308 pos tarif dari Tanah Air.
Beberapa produk Indonesia yang mendapat tarif 0% di pasar Cile meliputi rempah-rempah, sarang burung walet, kopra, sayur, buah tropis, belut, lele, tiram, gurita, mentimun laut, alas kaki, bola, otomotif, produk kertas, furnitur, produk makanan minuman, baterai, dan tas kulit.
“Yang paling potensial meningkat itu alas kaki. Sekarang nilai ekspornya US$40 juta. Kita bidik jadi US$93 juta lima tahun ke depan. Kemudian produk otomotif yang sekarang US$13 juta kami targetkan jadi US$39 juta,” jelasnya.
Sementara itu, produk Cile yang mendapat tarif 0% di pasar Indonesia ialah aprikot, anggur, sotong, kerang, tembaga, minyak bumi dan gas, batu bara, kayu gergaji, bahan kimia, dan kendaraan bermotor.
“Indonesia dan Cile punya produk yang sangat berbeda. Kita negara tropis, mereka subtropis, jadi bisa saling memenuhi kebutuhan satu sama lain,” ucap Ni Made. (Ata/Pra/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved