Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) turun pada penutupan perdagangan kemarin sore. IHSG kembali anjlok setelah data pertumbuhan ekonomi yang dirilis pemerintah berada di bawah ekspetasi analis.
Selain itu, semakin kencangnya sentimen perang dagang AS-Tiongkok juga ikut menyeret IHSG.
IHSG ditutup di posisi 6.203 atau jatuh 136 poin pada perdagangan Senin (5/8). Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 6,4 miliar lembar dengan nilai Rp3,5 triliun. Sebanyak 100 saham naik dan 384 saham turun. Semua sektor melemah dengan pelemahan paling dalam di sektor infrastuktur.
Sentimen juga datang seiring keluarnya pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa pemerintahnya akan kembali mengenakan tarif 10% untuk US$300 miliar barang Tiongkok yang belum terkena tarif sebelumnya, mulai 1 September 2019.
Tarif sebesar 10% merupakan pengenaan tarif awal dan berpotensi dinaikkan lebih lanjut secara bertahap hingga 25%.
Keputusan Trump itu akan membuat seluruh negara membuat penyesuaian untuk mengantisipasi perubahan eksternal, terutama di sektor ekspor dan impor.
Indonesia menyadari adanya dampak tekanan terhadap perdagangan internasional yang sudah terlihat di dalam kinerja ekspor.
Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik sekitar 3% pekan lalu. Pasar masih mencerna dampak tarif AS tersebut pada pasar minyak.
Fokus juga masih tertuju pada penghitungan rig minyak mingguan AS, yang turun selama lima minggu berturut-turut merespons sebagian besar produsen independen memangkas produksi.
Sementara itu, dari dalam negeri, rilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal II 2019 yang mencapai 5,05% secara tahunan (year on year/yoy) atau lebih rendah dibanding kuartal II 2018 yang sebesar 5,27% secara tahunan (year on year/yoy), berada di bawah ekspektasi para analis pasar.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta memperkirakan IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini akan relatif sulit bergerak ke zona positif.
“Berakhirnya musim laporan laba perusahaan dan perhatian pelaku pasar yang kembali pada perang dagang akan menyulitkan IHSG leluasa untuk bergerak ke zona positif,” kata Alfiansyah.
Rupiah melemah
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (5/8) sore melemah pascarilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Rupiah melemah 70 poin atau 0,49% menjadi Rp14.255 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.185 per dolar AS.
“Walaupun sesuai ekspektasi, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua Tahun 2019 melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%. Padahal, pada tiga bulan kedua tahun ini ada gelaran pemilu dan kehadiran bulan Ramadan yang diharapkan bisa mendongkrak konsumsi masyarakat Indonesia, sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Senin (5/8).
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah 14.188 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran 14.188 hingga 14.273 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia kemarin menunjukkan rupiah melemah menjadi 14.231 per dolar AS jika dibandingkan dengan hari sebelumnya di posisi 14.203 per dolar AS. (Ant/Medcom/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved