Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kerugian Toko Ritel Karena Listrik Padam Diestimasi Rp200 Miliar

Atalya Puspa
05/8/2019 16:46
Kerugian Toko Ritel Karena Listrik Padam Diestimasi Rp200 Miliar
Toko yang terdampak pemadaman lisitrik bergilir di Jakarta.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) menyayangkan pemadaman listrik (black out) yang terjadi di Jabodetabek kemarin Minggu (04/08). Potensi kerugian material anggota APRINDO akibat black out ditaksir total lebih dari 200 miliar rupiah pada 82 pusat perbelanjaan dan 2500 lebih toko ritel modern swa kelola (stand alone) di Jakarta.

PLN seyogyanya memberi pengumuman terlebih dahulu kepada pelaku usaha agar bisa mempersiapkan cara tetap memberi pelayanan maksimal kepada konsumen dan masyarakat pun tetap bisa mendapat haknya sebagai konsumen.

Kenyamanan masyarakat juga terganggu karena fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan tidak bisa berfungsi normal, seperti jaringan pembayaran elektronik, kualitas produk yang bisa menurun, dan sebagainya.

Terutama di hari Minggu dimana banyak masyarakat justru menghabiskan waktu luangnya di gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan. “Potensi kehilangan penjualan terlihat betul, karena masyarakat akhirnya enggan atau membatalkan keinginan berbelanja nya,” ujarnya lagi.

Baca juga: PLN Pastikan Warga Korban Pemadaman Dapat Kompensasi

Biaya operasional juga ikut membengkak, karena beberapa gerai menggunakan genset diesel agar bisa tetap buka melayani masyarakat. “Demi kenyamanan konsumen, kami menggunakan genset diesel berbahan bakar solar yang tentu berimbas pada naiknya biaya operasional, dan itu seharusnya tidak perlu kami keluarkan” lanjutnya.  

Roy mengatakan bahwa PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang mensuplai listrik seharusnya bisa bertindak lebih cepat dan tanggap apabila ada gangguan gardu listrik, seperti yang diberitakan. “Kami setuju bahwa seharusnya PLN mempunyai sistem mumpuni untuk mengantisipasi masalah semacam ini, back up plan yang reaktif terhadap gangguan dan contigency plan yang terencana” terangnya.

Karena pemadaman listrik yang berlangsung lama dan mencakup area yang cukup luas berdampak pada pelaku usaha dan masyarakat sebagai pelanggan PLN.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya